Apa itu Hipoksia dan Kaitannya dengan Covid-19?

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com

JAKARTA (MS) – Hipoksia adalah suatu kondisi saat tubuh manusia kekurangan oksigen pada jaringan. Hipoksia didahului oleh kondisi yang bernama hipoksemia, yaitu rendahnya oksigen dalam darah. Ketika darah tidak mengangkut cukup oksigen untuk didistribusikan ke jaringan-jaringan tubuh, dampaknya akan berbahaya.

Hipoksia dapat disebabkan oleh kambuhnya serangan asma baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Saat serangan terjadi, saluran udara di dalam tubuh kita menyempit dan membuat oksigen sulit masuk ke paru-paru. Selain asma, hipoksia juga dapat terjadi karena adanya kerusakan paru-paru akibat trauma, konsumsi obat-obatan, masalah pada hati, anemia, hingga keracunan sianida.

Gejala hipoksia yang kerap muncul adalah perubahan warna kulit dari membiru hingga memerah, kebingungan, batuk-batuk, jantung yang berdegup cepat, nafas yang memburu, nafas pendek-pendek, detak jantung yang lambat, berkeringat, bersin-bersin.

Covid-19 juga dapat menjadi penyebab hipoksia. Berbeda dengan gejala yang disebutkan di atas, pasien Covid-19 tidak selalu menunjukkan adanya gejala yang masif. Gejala hipoksia yang ringan dapat tetap terjadi meski tidak ada keluhan.

Hal ini dikonfirmasi oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto. Menurut dia, penderita Covid-19 yang mengalami hipoksia tidak mengeluhkan sesak napas. Fenomena ini kemudian dinamai “happy hypoxia”.

Pasien Covid-19 yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah disarankan untuk memantau kondisi tubuh mereka. Jika pasien merasa lemas meski tidak ada kesulitan bernapas maupun tidak melakukan hal-hal berat, disarankan untuk langsung menghubungi rumah sakit. Ditakutkan bahwa mereka mengalami gejala hipoksia.

Bagi penderita hipoksia normal atau yang tidak terjangkit Covid-19, penanganan terbaik adalah dengan cara meminum obat, menjaga pola makan, dan tetap beraktivitas dengan baik. Sedangkan bagi penderita Covid-19, hipoksia harus ditangani oleh tenaga medis.

Risiko yang ditanggung oleh penderita Covid-19 yang menderita hipoksia lebih besar ketimbang mereka yang dapat menjaga oksigen dalam darah. Hipoksia dan hipoksemia yang dialami oleh penderita Covid-19 masih menjadi bahan penelitian.(TEMPO.CO).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed