JAKARTA (MS) ‐ Manajemen Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia (RS UII) Yogyakarta resmi menutup pendaftaran program vaksinasi COVID-19 mandiri, Senin (14/12) dini hari tadi.
Penutupan disebabkan kuota pendaftaran vaksinasi telah memenuhi standar stok optimal vaksin COVID-19 yang ditargetkan oleh pihak RS.
“Jadi memang jam 00.00 WIB tadi sudah kami tutup pendaftarannya. Kami rasa kuota sudah cukup, akhirnya kami tutup mengingat nantinya dibutuhkan dua dosis untuk satu orang,” kata Manajer Humas RS UII Seffudin Sudarmadi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (14/12).
Seffudin menyebut animo pendaftaran masyarakat yang ingin divaksinasi cukup tinggi. Hanya dalam tiga hari masa pendaftaran, ratusan orang tercatat telah mendaftarkan diri.
Kendati demikian, Seffudin tidak memberikan secara detail berapa besaran pasti orang yang melakukan pendaftaran vaksin itu.
“Manajemen memutuskan untuk tidak memberitahu dulu ya, ada sekitar ratusan, itu kurang lebih,” kata dia.
Lebih lanjut, Seffudin mengaku hingga saat ini belum mengetahui kandidat vaksin apa yang bakal dipakai. Menurutnya, motif RS UII membuka pendaftaran vaksin sedari awal adalah sebagai upaya pendataan dalam mengukur stok optimal vaksin yang bakal dipesan, fasilitas penyimpanan vaksin seperti cold chain, hingga bentuk upaya persiapan sumber daya manusia terkait vaksinasi ini.
Lebih lanjut, Seffudin menyebut, RS UII juga telah mendapat lampu kuning dari salah satu produsen dan distributor vaksin COVID-19 yang masih dirahasiakan namanya. Ia pun meminta seluruh masyarakat bersabar sembari menunggu keputusan pemerintah terkait kelanjutan pengadaan vaksin di tanah air.
“Jadi awalnya kami mendapat lampu kuning dari produsen dan distributor vaksin bahwa kami diminta siap-siap saja. Sejujurnya kami belum mengetahui merk vaksin yang mana, namun pada prinsipnya kami mengikuti apa yang nanti diizinkan izin edarnya oleh pemerintah,” jelas Seffudin.
Terkait patokan harga vaksin yang dipasarkan di RS UII, Seffudin mengaku sejauh ini belum memberikan harga pasti. Sebab, pihaknya masih menunggu patokan harga yang nantinya bakal diseragamkan oleh pemerintah.
“Kami belum merilis resmi harganya ya, masih menunggu regulasi pemerintah, karena ini hajat hidup orang banyak. kan biasanya yang mengatur pemerintah,” ujar Seffudin.
Kabar penutupan pendaftaran vaksin itu juga mereka unggah melalui akun instagram @rumahsakit.uii pada Senin (14/12) dini hari.
Adapun unggahan itu menjelaskan empat poin; yang pertama, vaksin yang dimaksud adalah vaksin mandiri. Kedua, vaksin akan diberikan setelah vaksin COVID-19 sudah mendapatkan izin edar dari pemerintah.
Ketiga, vaksinasi akan dilakukan setelah pemerintah mengumumkan dan mengizinkan RS UII untuk melakukan vaksinasi mandiri covid-19. Keempat, masyarakat yang sudah mendaftar akan dihubungi setelah pemerintah sudah mengizinkan, serta vaksin COVID-19 sudah tersedia di RS.
Sementara itu, Ombudsman RI sebelumnya telah mewanti-wanti bahwa rumah sakit belum bisa membuka pendaftaran untuk melakukan vaksinasi COVID-19 sampai saat ini. Sebab hingga saat ini pemerintah belum mengeluarkan izin edar serta menetapkan harga vaksin COVID-19.
Komisioner Ombudsman RI Alamsyah Saragih menegaskan akan meminta pihak pengawas rumah sakit untuk memberikan teguran ke rumah sakit yang telah membuka pendaftaran vaksinasi COVID-19. (CNN Indonesia).