Propam Libatkan Ahli Bahasa Usut Kasus Kapolresta Malang

Sejumlah mahasiswa Papua melaporkan Kapolresta Malang, Leonardus Simarmata ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri pada Jumat (12/3). (Foto: CNN Indonesia/Michael Josua Stefanus)

JAKARTA (MS) — Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) bakal melibatkan ahli bahasa untuk mendalami dugaan rasialisme dan diskriminasi Kapolresta Malang, Kombes Pol Leonardus Simarmata ketika menjaga aksi peringatan Hari Perempuan Sedunia.

“Saat ni Propam sedang mendalami, tentunya akan melibatkan ahli, juga melibatkan ahli bahasa, apakah yang dia sampaikan saat demo tersebut memenuhi unsur persangkaan terhadap yang bersangkutan,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Selasa (23/3).

Ramadhan mengatakan dalam kasus itu, Leonardus sebelumnya juga telah diperiksa oleh tim dari Divisi Propam. “Sudah dilakukan pemeriksaan oleh Divisi Propam Polri,” kata dia.

Leonardus Simarmata sebelumnya resmi dilaporkan oleh sejumlah mahasiswa Papua ke Divisi Propam pada Jumat (12/3) lalu terkait dugaan rasialisme dan diskriminasi.

Kuasa hukum para mahasiswa, Michael Himan menerangkan dugaan itu terjadi saat Kapolres memberikan instruksi ke jajaran untuk menembak mahasiswa yang mencoba masuk ke Mapolres pada Senin (8/3).

Dalam video yang beredar, terdengar seorang polisi menyerukan akan menembak sejumlah mahasiswa Papua yang berada di Mapolresta Malang, Jawa Timur

“Jika kamu masuk batas, halal darahnya, tembak. Halal darahnya, tembak. Kamu masuk pagar ini, kamu halal darahnya,” demikian suara yang terdengar dalam dalam video yang beredar tersebut di media sosial, Selasa (9/3).

Salah satu akun yang membagikan video tersebut adalah akun milik aktivis Papua Veronica Koman, @VeronicaKoman.

Terkait pernyataan itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Gatot Repli Handoko menuturkan bahwa video yang beredar sengaja dipotong oleh perekam dan pembuatnya untuk membuat konteks pernyataan menjadi tak utuh.

Perkataan itu, menurut dia, dilontarkan lantaran mahasiswa Papua mengancam masuk ke dalam area Markas Kepolisian. Sehingga, dia mewanti-wanti agar hal tersebut tak dilakukan.

“Narasinya sebetulnya tidak begitu, itu sebetulnya hanya penggalan kalimat yang dipotong oleh yang membuat video, sengaja,” kata Gatot kepada wartawan, Selasa (9/3).(CNN Indonesia).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed