Rambut Jagung untuk Obat Diabetes Melitus

NASIONAL, RAGAM71 views
Jangan buang rambut yang menempel di jagung. Penelitian menunjukkan rambut jagung dapat digunakan sebagai obat untuk diabetes melitus. (iStockphoto/Ildar Imashev).

JAKARTA (MS) — Jangan buang rambut yang menempel di jagung. Penelitian menunjukkan rambut jagung dapat digunakan sebagai obat untuk diabetes melitus.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania menjelaskan rambut jagung bisa dikombinasikan dengan obat dokter untuk menurunkan gula darah pada pasien diabetes.

“Sudah ada beberapa penelitian hingga uji klinik pada pasien diabetes. Hasilnya menunjukkan pasien-pasien yang diberikan asupan rambut jagung menunjukkan penurunan kadar gula darah,” kata Inggrid kepada CNNIndonesia.com, Senin (15/3).

Inggrid menyebut rambut jagung terbukti menurunkan kadar gula darah sewaktu atau yang diuji kapan saja dan kadar gula darah puasa. Studi juga menemukan rambut jagung dapat membantu menurunkan berat badan, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan lingkar atas.

Khasiat ini didapat dari kandungan nutrisi yang terdapat di dalam rambut jagung.

“Kandungannya serat, protein, vitamin A, vitamin C, asam folat, zat besi, magnesium dan senyawa-senyawa seperti flavonoid,” ungkap Inggrid.

Semua kandungan itu berperan dalam menjaga kestabilan gula darah, menangkal radikal bebas, dan melancarkan pencernaan.

Berikut cara membuat rambut jagung untuk obat diabetes.
1. Siapkan 5 gr rambut jagung kering
2. Seduh rambut jagung dengan air panas 100 ml selama 5 menit
3. Saring air rambut jagung lalu diminum.

“Minum 1-2 kali sehari. Dikombinasikan dengan obat diabetes dari dokter,” kata Inggrid.

Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Profesor Ketut Suastika menyatakan belum pernah mendengar pengobatan diabetes menggunakan rambut jagung. Menurut Ketut, pengobatan pasien diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter.

“Saya tidak tahu, tapi prinsip pengobatan diabetes itu bukan hanya untuk menurunkan gula darah, tapi bertujuan untuk mencegah komplikasi. Jadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter,” kata Ketut kepada CNNIndonesia.com.(CNN Indonesia)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed