Gembala Sidang GSRI Pdt RT Tarigan Tutup Usia 79 Tahun, Duka Mendalam Keluarga Dan Jemaat

Karo, RAGAM851 views
Gembala GSRI Pdt Rayat Tendang Tarigan semasa hidupnya

KARO (MS) – Gereja Sidang Rohul Kudus Indonesia (GSRI) sangat berduka. Gembala GSRI Pdt Rayat Tendang Tarigan menghadap sang kuasa di kediamannya komplek GSRI Jalan Veteran, Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut Minggu siang (22/08).

Sebelum jenazah dimakamkan, sejumlah jemaat datang secara bergantian dari berbagai wilayah di tanah air untuk berbelangsungkawa menyampaikan duka mendalam atas berpulangnya Pdt RT Tarigan ke pangkuan sang kuasa, Senin (23/08).

Pantauan mimbarsumut.com, para pelayat yang berdatangan, tetap mengikuti Prokes (protokol kesehatan) COVID-1. Sebelum masuk, mereka mencuci tangan di lokasi yang telah disediakan dan wajib memakai masker. Para pelayat dari berbagai wilayah itu datang dengan pakaian kasual berwarna putih.

Tampaj juga sejumlah Pendeta GSRI mengenangkan jas putih dan memakai masker mengangkat peti jenazah Pdt RT Tarigan ke gedung gereja GSRI untuk disemayamkan, Selasa (24/08) yang berlangsung diiringi isak dan tangis.

Karangan bunga ucapan turut berbelangsungkawa memenuhi pelataran gereja. Untuk penghormatan terakhir Gembala Sidang GSRI ini dilaksanakan ibadah yang diwarnai pujian yang dilantunkan perwakilan keluarga, hamba tuhan dan jemaat.

Setelah itu, acara tabur bunga ke jenazah Pendeta yang diiringi lantunan pujian pada Tuhan. Usai pelaksanaan sakramen sesuai aturan GSRI, dilanjutkan penguburan di tempat pemakaman keluarga di Desa Paribun, Karo.

Gembala Sidang GSRI Pdt RT Tarigan semasa hidupnya bersama Ibu Rohani Pdt JA beru Ginting sedang melayani perjamuan Kudus dalam kebaktian di GSRI Kabanjahe

Berkomitmen Dalam Pelayanan

Pdt RT Tarigan meninggalkan seorang isteri yaitu Pdt JA beru Ginting dan 5 anak.Almarhum yang lahir 9 Desember 1942 ini, sejak muda telah berkomitmen dalam melayani Tuhan. Almarhum pernah menjadi guru bahasa Inggris di Kota Berastagi namun meninggalkan profesi sebagai guru dan lebih memilih untuk menerjunkan diri di ladang Pelayanan Tuhan sejak 1980-an.

Setelah itu melayani dan menjadi Pendeta di GSRI bulan November 1981. Kemudian menjadi Gembala Sidang Dan Ketua Umum GSRI pada 31 Mei 1988.

Menurut Pdt Drs Ependi Bukit, sejak menjadi Gembala Sidang ke 2 gereja GSRI berkembang pesat. “Kalau dulu ditinggal Gembala Sidang pertama itu masih 27 cabang, namun sejak penggembalaan Pdt RT Tarigan telah berkembang lebih 60 cabang GSRI di tanah air hingga mancanegara, urainya.

Dilanjutkan Pdt Bukit, almarhum merupakan sosok yang sangat diurapi oleh Roh Kudus dalam pelayanannya. “Ia tidak punya penyakit, namun karena sudah tua dan lemah maka akhirnya dia menghadap sang kuasa,” jelasnya.

Mewakili jemaat, Minta Ukur beru Ginting menyampaikan kata – kata duka mendalam atas berpulangnya Gembala Sidang ini. “Kita sangat kehilangan, beliau orangnya baik, bijak dan tegas dalam memimpin sidang jemaat agar tetap berjalan dalam jalan kebenaran dan kekudusan sesuai dengan Firman Tuhan, ” ucapnya.

Sementara itu ungkapan duka yang mendalam juga disampaikan oleh Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Sumut – NAD Pdt Samuel Ghozaly D.

“Kami para pimpinan gereja turut berdukacita atas berpulangnya Gembala Sidang GSRI Pdt RT Tarigan ke pangkuan yang kuasa. “Kami berharap keluarga dan jemaat sabar dan tabah. Tuhan yang menguatkan dan Roh Kudus yang memberi penghiburan buat keluarga dan jemaat yang ditinggal,” ucap Pendeta GPdI ini. “Selamat Jalan dan Beristirahatlah dalam damai ”

Laporan : Rahel Sukatendel

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed