
SIMALUNGUN (MS) – Bupati Simalungun Dr JR Saragih diminta segera menindak dengan tegas, sikap perilaku dokter Lenny Saragih yang menjabat sebagai Kepala Puskesmas di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kab. Simalungun Sumatera Utara.
dr Lenny Saragih dituding telah bersikap kasar melayani masyarakat disaat berduka, meninggal dunia dikarenakan dugaan terinveksi virus corona COVID-19, pada hari Jumat 08 Januari 2021, sekitar pukul. 02.00 WIB di rumah duka.
Kepala Puskesmas Sidamanik itu, telah melakukan kesalahan besar terhadap keluarga almarhum R br Ambarita yang sudah empat tahun menderita penyakit ginjal / komplikasi.
Menurut keterangan pers dari anak- anak S. Sidabutar, suami almarhum R br Ambarita di rumah duka, Jumat 07 Januari 2021, dokter Lenny bersikap sangat kasar, cara menyampaikan terhadap keluarga almarhum br Ambarita, disaat masih berduka.
Awalnya salah satu anak dari almarhum bertanya kepada dokter Lenny Saragih, bagaimana tentang kelanjutannya jasad ibu mereka. Dokter Lenny mengatakan kalau jenazah harus dikebumikan malam itu juga, walaupun sudah larut malam sekitar pukul 02.00 WIB.
Ironisnya lagi, dokter Lenny Saragih memerintahkan orang di sekitar rumah duka untuk membakar baju almarhum tepat di halaman depan pintu rumah duka sekitar pukul. 02.00 WIB, seakan – akan biar semuanya orang tau, kalau Sorta Sidabutar meninggal karena terinveksi virus Corona COVID-19.
“Ibu dokter, orang tua kami meninggal dunia di rumah kami hari ini, Kamis pagi menjelang siang 07 Januari 2021 sekitar pukul 11.00 WIB. Sementara ibu dokter datang sudah larut malam, sekarang sudah pukul. 02.00 WIB.
Kalau situasi seperti ini mana ada lagi orang yang mau menggali kuburan jenazah orang tua kami ini bu,” ujar salah seorang anak almarhum kepada dokter Lenny.
Akan tetapi jawaban dokter Lenny sangat tidak terpuji. “Biarkan aja busuk di peti itu kalau gak ada yang mau menggali kuburan nya,” paparnya anak almarhum, menirukan bahasanya dokter Lenny.
Sementara Kapala Puskesmas, dokter Lenny datang bersama dengan personil Polsek Sidamanik dan anggota TNI pada malam hari sekitar pukul. 02.00 WIB dengan membawa peti mati dan hasil left dari pihak Prodia setelah pasien dua hari pulang dari Rumah Sakit Mutiara, lalu meninggal di rumah duka.
Dokter Lenny langsung perintahkan supaya keluarga harus memaksukkan jenazah almarhum orang tua mereka ke dalam peti. Akhirnya, anak almarhum pun tidak banyak bertanya lagi. Mereka menuruti printah dokter Lenny, langsung memasukkan jenazah orang tuanya itu ke dalam peti.
Selanjutnya, anak perempuan dari almarhum R br Ambarita itu, datang menghampiri awak media di lokasi rumah duka setelah selesai acara pengebumian orang tua mereka.
“Bang kalau kematian mama itu, kami sekeluarga sudah pasrah dan terima, karena berdasarkan hasil swebnya dari Prodia. Akan tetapi kami semakin sedih dan sakit hati, karena bahasa dan perilaku dokter Lenny Saragih Kepala Puskesmas Sidamanik.
Warga sudah pada tidur semuanya kalau sudah pukul 02.00 WIB. Mana mungkin kami banguni warga ataupun tetangga untuk menggali kuburan Jenazah orang tua kami itu ?
Tapi kenapa lah sekejam itu dan sekasar itu prilakunya dokter Lenny terhadap keluarga kami bang? ,” jelasnya sembari meneteskan air mata dengan muka yang sedih.
dokter Lenny yang dikonfirmasi ke Puskesmas Sidamanik tidak berhasil ditemui.
Kemudian awak media ini mengkonfirmasi dokter Lenny Saragih melalui Hp / WhatsApp, akan tetapi tetap juga tidak ada hasilnya walaupun WA sudah dibaca.
Laporan : Anton Garingging