
TEBINGTINGGI (MS) – Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muda Kota Tebingtinggi mengutuk keras tindakan keji, pengecut dan tak berkemanusiaan atas teror bom yang dilakukan di depan gereja katedral Makasar Sulawesi Selatan.
Demikian disampaikan Ketua ICMI Muda Kota Tebingtinggi H. Alfi Syahri Siregar S.Sos, MSi kepada mimbarsumut.com. Rabu (31/03/2021).
“Kami mengkutuk keras atas tindakan bom bunuh diri di depan gereja katedral Makasar dengan dalih atau atas nama apapun perbuatan tersebut tidak bisa ditoleri apalagi membawa – bawa agama.
Tak ada satu agama mana pun yang membolehkan kekerasan apalagi membunuh dan menghilangkan nyawa orang lain,” ungkap Alfi Syahri Siregar.
Untuk itu, MP ICMI Muda Kota Tebingtinggi meminta pihak aparat terkait khususnya Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk mengusut tuntas dalang dibalik teror bom tersebut dan mencari otak pelaku untuk dibawa ke pengadilan dan menghukum sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku.
Namun kami juga meminta agar dalam mengusut para pelaku, aparat hukum jangan juga melakukan tindakan yang melebihi di luar kewenangannya yang justru membuat masyarakat ketakutan.
Apa yang dilakukan aparat terhadap orang atau kelompok yang telah terbukti melakukan teror bom dengan tindakan terukur demi mengamankan situasi tentu kita apresiasi.
Tapi jangan juga sampai mengakibatkan salah tangkap atau sasaran sehingga berujung protes keras masyarakat dan gejolak serta dendam yang tak berkesudahan.
Program deradikalisasi yang sudah berjalan baik tentu juga perlu penyempurnaan , mengingat 2 dekade terakhir justru masih adanya teror bom dan penangkapan diduga teroris yang jumlahnya cukup banyak dan bertambah, sebut Alfi.
Perlu duduk bersama seluruh elemen masyarakat dari tingkat lingkungan hingga nasional merumuskan pola penanganan dalam mengatasi orang atau kelompok yang cenderung berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat.
Akhirnya saya berharap kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak terpancing dan terprovokasi atas kejadian teror bom tersebut apalagi dikait – kaitkan dengan ajaran / agama, suku, RAS dan antar golongan, karena seperti yang saya sebutkan sebelumnya tak ada satupun agama yang mengajarkan dan membenarkan pembunuhan dan teror.
“Mari kita buka komunikasi dan interaksi yang lebih terbuka sesama anak bangsa dalam rangka mengurangi potensi permasalahan bangsa ini sekaligus ikut membantu pemerintah menuju Indonesia yang aman, damai, sejahtera dan menjadi kebanggaan kita semua sebagaimana yang dicita – citakan oleh para pendiri negeri ini,” tutup Alfi yang akrab disapa banh Haji.
Laporan : Jihan