
TEBINGTINGGI (MS) – Taukah warga masyarakat Kota Tebingtinggi – Sumut, siapa penggali kubur dan yang mengangkat serta menguburkan jenazah yang terpapar COVID – 19 ?
Mereka salah satu pejuang yang ikut berjasa dalam masa COVID – 19 saat ini, khususnya dalam menangani korban jenazah COVID – 19, tetapi mereka kurang mendapat perhatian.
Jika penggali kubur mungkin masih ada yang mengenal mereka karena saat melakukan penggalian wajah mereka jelas nampak dan mereka setiap menggali lobang kuburan jenazah COVID – 19 mendapat uang jasa Rp 500 ribu / orang.
Akan tetapi, yang mengangkat jenazah yang terpapar COVID – 19 dan memasukkan ke lobang kubur, warga masyarakat tidak tahu karena saat melakukan tugas mulia itu, mereka harus memakai baju APD coveral, (Hazmat) sesuai protokol kesehatan COVID – 19 sehingga kita tidak mengetahui siapa orang yang terbungkus dalam baju hazmat tersebut.
Selain memiliki resiko tinggi terpapar COVID – 19, ternyata mereka tidak mendapat uang ‘capek’ atas pekerjaan yang dilakukan. Setelah melaksanakan tugas, tak jarang sahabat mereka harus menjauh karena merasa takut terpapar COVID – 19.
Beberapa orang petugas pengangkat dan pengubur jenazah COVID -19 kepada mimbarsumut mengakui bahwa mereka tetap merasa takut terpapar COVID -19. Namun, demi menjalankan tugas perasaan takut itu dibuang jauh – jauh dan tetap yakin, jenazah COVID – 19 tidak menularkan virus corona.
Masalah pemakaman jenazah COVID -19 di Kota Tebingtinggi dibawah Dinas Perkimsih (Dinas Permukiman dan Kebersihan).
Jadi, petugas yang mengangkat dan melakukan penguburan adalah petugas “orange’ dari Dinas Perkimsih yang sehari – hari mereka dengan seragam kuning harus membersihkan Kota Tebingtinggi dari sampah.
Kadis Perkimsih Kota Tebingtinggi M Hasbie Assidiqie kepada mimbarsumut, Jumat (23/10/2020) mengatakan bahwa petugas pengangkat jenazah COVID -19 adalah petugas kebersihan Dinas Perkimsih.
“Mereka tidak mendapat apa – apa dari tugas tambahan untuk mengangkat jenazah COVID – 19 dan menguburkannya,” sebut Hasbie.
Juga dikatakan, tugas mereka sangat mulia walaupun mereka harus mendapat perlakuan tidak enak dari sahabat bahkan keluarga karena dijauhi setelah mengangkat dan menguburkan jenazah COVID – 19.
Laporan : napit