5 Manfaat Teh Hijau, Cegah Kanker hingga Atasi Gejala COVID-19

teh hijau Foto: Getty Images/iStockphoto/KMNPhoto

JAKARTA (MS) – Teh hijau telah diketahui memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan. Ternyata, ada efek lain yang bahkan mengejutkan para ahli.

Teh merupakan minuman herbal yang diketahui memiliki berbagai efek baik untuk tubuh. Kandungan antioksidan yang kaya di dalam teh bahkan dapat membantu tubuh untuk melawan racun yang berasal dari radikal bebas.

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk membuktikan manfaat kesehatan yang ada pada teh. Hasilnya, para peneliti selalu saja mendapatkan temuan yang positif terkait teh untuk kesehatan.

Salah satunya teh hijau yang digadang-gadang menjadi jenis teh yang paling baik diantara teh yang lainnya. Teh hijau bahkan akhir-akhir ini diketahui dapat membantu mengatasi gejala COVID-19.

Berikut ini 5 manfaat teh hijau yang mengagumkan para ahli menurut Eat This, Not That! (18/3):

1. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Teh hijau memiliki efek menenangkan yang sangat baik. Efek menenangkan yang ada pada teh hijau juga dikatakan dapat membantu mencegah penyakit jantung sebagai penyebab utama kematian.

Beberapa penelitian yang telah diterbitkan sebelumnya, menunjukkan bahwa teh hijau dalam 10 tahun terakhir dapat mengurangi kadar kolesterol buruk (LDL). Ini tentunya menjadi penemuan yang sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung.

Dalam sebuah penelitian terbaru juga dikatakan bahwa peminum teh yang rutin memiliki 20% kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang penyakit jantung dan mengalami stroke. Dari sebagian besar peminum teh yang dianalisis juga menunjukkan bahwa teh hijau memiliki pengaruh yang sangat luar biasa bagi kesehatan secara menyeluruh.

2. Mencegah Perkembangan Kanker dan Tumor

Kandungan antioksidan dan katekin yang begitu tinggi membuat teh memiliki sifat anti inflamasi dan anti kanker. Hal ini sudah dibuktikan berulang kali melalui berbagai penelitian oleh beberapa ahli.

Sebuah penelitian terbaru bahkan menunjukkan bahwa ada senyawa tertentu yang dapat menghambat kanker yang ditemukan di dalam teh hijau. Senyawa yang bernama epigallocatechin gallate (EGCG) dapat menghambat proses perkembangan tumor.

EGCG juga memiliki kandungan protein yang dapat berfungsi untuk menekan tumor dan memperbaiki DNA. Penelitian ini sedang dilanjutkan secara mendalam untuk diketemukan manfaat lebih lanjutnya.

3. Menurunkan Risiko Kematian Akibat Stroke

Kandungan antioksidan yang begitu tinggi membuat teh hijau juga memiliki manfaat lainnya berupa membantu mengatasi stroke dan mencegah serangan jantung. Manfaat ini telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan pada penyintas stroke.

Penyintas stroke yang rutin mengkonsumsi teh hijau ditemukan memiliki risiko kematian yang semakin menurun. Penyintas stroke yang rutin mengkonsumsi 7 cangkir teh setiap hari diketahui memiliki risiko kematian 62% lebih rendah dibanding yang tidak mengonsumsi teh hijau.

4. Memperpanjang Harapan Hidup

Salah satu efek mencengangkan yang mengejutkan para ahli adalah kemampuan teh hijau untuk memperpanjang harapan hidup manusia. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 ini membuktikan manfaat tersebut melalui 100.000 partisipan yang dilibatkan.

Dari 100.000 partisipan yang terlibat, ditemukan bahwa mereka yang minum teh hijau minimal 3 kali dalam seminggu dapat hidup 1 tahun lebih lama. Perbandingan ini dilakukan pada kalangan partisipan yang minum teh hijau dan yang tidak minum teh hijau.

Tetapi penemuan ini masih bersifat observasional antara minum teh hijau dan peningkatan harapan hidup. Para peneliti masih membutuhkan kajian lebih lanjut untuk membuktikan kebenaran yang sesungguhnya.

5. Mengatasi Gejala COVID-19

Ini menjadi manfaat teh hijau yang sangat dibutuhkan akhir-akhir ini. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers, salah satu senyawa yang ada pada teh hijau dikatakan dapat memblokir fungsi enzim utama dalam virus SARS-CoV-2.

Jika fungsi enzim ini terhambat, maka virus tersebut tidak akan bisa berkembang dengan baik. Tetapi penelitian ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut karena ada masih dalam tahap awal penelitian.

Temuan ini masih didasari pada apa yang terjadi dalam budaya sel di dalam laboratorium saja. Peneliti akan melakukan uji klinis lanjutan untuk melihat apakah hasil yang sama akan berlaku juga pada manusia.(detikcom).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed