Benarkah Ganja Medis Bisa Atasi Cerebral Palsy?

NASIONAL12 views
Acara peringatan Hari Cerebral Palsy sedunia/Foto: Doc. WKCP

JAKARTA (mimbarsumut.com) – Beberapa waktu lalu seorang ibu dan anaknya viral karena membutukan ganja medis saat acara car free day di Jakarta. Sang ibu mengatakan, anaknya terkena cerebral palsy sehingga membutuhkan ganja medis.

Dilansir dari laman WebMD, cerebral palsy adalah gangguan yang mempengaruhi keseimbangan, gerakan, dan tonus otot. Orang dengan kondisi ini biasanya mengalami kesulitan bergerak, berjalan, berbicara, bahkan menelan.

Sementara itu, mengutip dari laman Haaretz, studi penggunaan ganja medis terhadap pasien anak cerebral palsy telah dilakukan oleh Wolfson Medical Center, Israel. Menurut studi itu, pengobatan dengan minyak ganja atau minyak CBD (cannabidiol) mampu mengurangi gejala gangguan dan meningkatkan keterampilan motorik anak-anak.

Selain itu juga meningkatkan kualitas tidur anak-anak, buang air besar, dan suasana hati secara umum.

Dilansir dari laman Cerebral Palsy Guidance, studi yang diterbitkan NIH (Institut Kesehatan Nasional) pada 2011 meneliti 83 orang dewasa dengan cerebral palsy. Mereka lantas mencoba 23 obat berbeda untuk nyeri, termasuk ganja medis.

Studi itu melaporkan, kaki, punggung bawah, dan pinggul adalah area nyeri paling umum. Sementara obat nyeri paling ampuh dari penelitian itu adalah ganja medis.

Penelitian terkait ganja medis terus dilakukan. Meski begitu, aturan-aturan di berbagai negara mempersulit para ilmuwan melakukan penelitian mendalam.

Sementara itu, minyak CBD telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah tayangan khusus di CNN. Tayangan itu melibatkan gadis bernama Charlotte Figi yang menderita hampir 50 kejang-kejang setiap hari.

Setelah lelah dengan berbagai macam pengobatan, orangtua gadis itu beralih ke formulasi dengan minyak CBD konsentrasi tinggi, yang sekarang dijual di pasar dengan merek ‘Charlotte’s Web’.

Mereka lantas mentitrasi minyak CBD selama beberapa minggu sambil melanjutkan rencana perawatan kejang yang sudah ada. Setelah berminggu-minggu menggunakan minyak, frekuensi kejang Charlotte turun menjadi dua hingga tiga kali per hari.

Perawatan minyak CBD-nya menjadi sangat sukses sehingga Charlotte pun menghentikan pengobatan anti-kejangnya yang lain. Dia juga mulai berjalan, berbicara, bahkan mengendarai sepedanya.

Popularitas minyak CBD kemudian meningkat. Tak heran, semakin banyak perusahaan menawarkan ganja medis ini sebagai pengobatan untuk anak-anak dengan cerebral palsy yang mengalami kejang otot serta nyeri kronis.(TEMPO.CO).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed