Meski mengenakan kebaya, Risma tak terlihat canggung. Ia pun meminta salah satu stafnya untuk memboncengnya dengan sepeda motor agar dapat segera menjangkau lokasi yang dituju. Tak lupa ia juga memakai sepatu boot warna oranye andalannya.
Tiba di lokasi pada pukul 06.00 WIB, Risma menemukan adanya saluran air yang tersumbat sampah dan mengakibatkan banjir setinggi 25 cm.
“Tolong itu lumpurnya dikeruk semua pak, sampah-sampahnya juga. Itu yang membuat saluran air menjadi mampet,” kata Risma, Rabu (12/12/18).
“Itu lumpur dan sampah langsung masukkan ke karung. Mobil truknya dekatkan sini pak, biar cepat ngangkut karungnya,” lanjutnya.
Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Ery Cahyadi mengatakan pengecekan saluran air yang mendadak itu dilakukan karena adanya laporan tentang genangan air di kawasan tersebut.
“Setelah kita cek, ternyata memang di saluran itu tertutup dengan sampahnya dari pasar (tumpah). Yang kedua, (saluran) tertutup dengan tiang listrik, sehingga sampah itu berhenti di sana,” tandas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bappeko itu.
Ia pun mengakui adanya pasar tumpah di atas saluran air cukup menyulitkan pihaknya untuk membersihkan tumpukan sampah. Oleh karena itu, untuk mempermudah pengerjaan, pasar tumpah ini akan digeser ke area kantor Kelurahan Banyu Urip.
“Sekaligus kita punya rencana untuk membangun kantor kelurahan tingkat, dan pasar (tumpah) yang ada di luar kita masukkan ke area kantor kelurahan,” tandasnya. (dct)