JAKARTA (MS) ‐ Zat besi menjadi salah satu nutrisi penting untuk anak. Kenali dampak kekurangan zat besi pada anak.
Ahli Gizi FKUI, Nurul Ratna Mutu Manikam mengatakan bahwa usia 6 bulan hingga 3 tahun menjadi masa kritis anak di mana kebutuhan zat besi meningkat. Nutrisi ini digunakan untuk pembentukan saraf otak, terutama komponen myelin.
Sayangnya, secara global, pemenuhan zat besi pada anak masih terbilang kurang. Sebanyak 47 persen anak di dunia mengalami anemia. Sebanyak 50-60 persen di antaranya disebabkan oleh kekurangan zat besi.
“Pemenuhan zat besi dalam makanan sehari-hari kurang. Ini karena anak susah konsumsi pangan hewani yang memang tinggi zat besi. Anak kadang sulit makan karena rasanya dianggap kurang enak, lalu daging ada serat-serat yang membuat kurang nyaman saat dikunyah,” jelas Nurul dalam webinar mengenai pentingnya zat besi, Kamis (17/12).
Akibatnya, anak kekurangan zat besi. Efek buruknya akan terlihat pada kemampuan kognitif dan motorik anak, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut dampak kekurangan zat besi pada anak.
Dampak jangka pendek:
– kecerdasan menurun
– fungsi otak menurun seperti anak kurang memberikan atensi, fungsi pendengaran berkurang, visualisasi berkurang, lalu anak kurang responsif
– fungsi motorik menurun, anak cepat lelah, letih, lesu, tidak cekatan seperti anak-anak seusianya
Dampak jangka panjang:
– performa di sekolah menurun
– kurang tanggap terhadap lingkungan
– perubahan perilaku seperti, kurang gerak, atensi berkurang, tidak ceria, anak-anak dengan anemia defisiensi besi cenderung penakut dan peragu
Orang tua bisa mengenali gejala kurang zat besi pada anak saat muncul keluhan sering merasa lelah padahal aktivitas tak seberapa berat. Wajah anak juga umumnya akan terlihat pucat dan kerap merasa pusing.
Selain itu, ada pula anak yang mengalami pika atau mengonsumsi sesuatu yang bukan makanan seperti mengunyah es batu.
Dalam kondisi demikian, Nurul mendorong orang tua untuk segera memeriksakan kondisi anak pada dokter agar dilakukan penanganan yang tepat.
Orang tua juga bisa mencegah efek buruk kekurangan zat besi pada anak, dengan cara-cara berikut.
1. Uji saring atau pemeriksaan Hb di laboratorium.
2. Konsumsi pangan sumber zat besi, terutama dari pangan hewani, baru kemudian pangan nabati. Pangan hewani mengandung lebih banyak zat besi.
3. Konsumsi makanan fortifikasi zat besi. Orang tua tidak perlu anti terhadap makanan dengan fortifikasi atau zat nutrisi tambahan.
Lakukan beberapa cara di atas demi mencegah dampak buruk kekurangan zat besi pada anak. (CNN Indonesia).