“Ya karena, kalau Prabowo kalah (taruhannya rumah dan kompleks Hambalang), artinya minta yang sulit. Artinya, mengakui bahwa sulit untuk mengalahkan Prabowo,” ujar Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid kepada wartawan, Selasa (18/12/2018).
Kelakar Wiranto soal taruhan rumah itu dilontarkan kala menanggapi pernyataan Prabowo soal ‘negara punah’. Prabowo dalam pidatonya di Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul, Bogor, Jawa Barat, kemarin menyebut negara bisa punah jika dia dan Sandiaga kalah.
Wiranto kemudian menanggapi pernyataan yang membuat heboh jagat perpolitikan itu dengan candaan. Wiranto mengajak taruhan.
Jika Prabowo kalah dan negara tidak punah, rumah Hambalang milik Ketum Gerindra itu menjadi milik Wiranto. Begitupun sebaliknya, jika negara punah, Wiranto akan menyerahkan rumahnya di Bambu Apus kepada Prabowo.
Kembali ke Sodik, bagi dia, apa yang disampaikan Prabowo bukan tidak berdasar. Sebab, selama ini banyak negara yang ‘punah’ karena salah kelola.
“Memang banyak kok negara punah, di Eropa dan Timur Tengah, dan lain-lain,” katanya.
Juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga itu pun meyakini Wiranto bakal ‘gigit jari’ jika taruhan itu jadi dilaksanakan. Sebab, menurut dia, mengalahkan ketumnya sesulit merebut rumah Hambalang.
“Sangat sulit mengalahkan Prabowo, seperti sangat sulitnya merebut rumah dan kompleks Hambalang Prabowo, yang di sana ada super aula Gerindra, ada Pusdiklat Garuda Yaksa kader Gerindra. Ada pusat Koperasi KGN Gerindra, ada peternakan sapi dan kambing untuk UMKM Gerindra,” tutur Sodik.
“(Tapi) kalau Pak Wiranto ingin rumah/tanah di Hambalang walau Prabowo tidak kalah/menang, nanti akan kami rapatkan di DPP atau kami bicarakan dengan keluarga Soemitro Djojohadikusumo,” imbuhnya. (dct)