Tak Hanya Indonesia, Kasus Covid-19 Juga Melonjak Tajam di Malaysia, Thailand, Vietnam dan Myanmar

Bendera putih berkibar di beberapa rumah di Malaysia. Bendera itu sebagai tanda meminta bantuan bagi warga yang kesulitan selama lockdown

JAKARTA (MS) – Lonjakan kasus Covid-19 tak hanya melanda Indonesia.

Sejumlah negara tetangga Indonesia juga merasakan lonjakan kasus Covid-19 yang disebut-sebut sebagai gelombang kedua Covid-19.

Negara-negara dimaksud antara lain Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar.

Termasuk Indonesia ini merupakan negara-negara anggota ASEAN (Asia Tenggara).

Di Thailand

Dalam empat hari berturut-turut, kasus Covid-19 melonjak drastis di Thailand.

Dilansir Reuters, Senin (19/7/2021), otoritas Thailand dalam pengumuman terbaru melaporkan 11.784 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Naik dibandingkan sehari sebelumnya 11.397 kasus Covid-19 dalam sehari.

Total kasus Covid-19 di Thailand kini mencapai 415.170 kasus dengan tingkat kematian 3.422 orang.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan, pemerintah sedang mempertimbangkan lebih banyak pembatasan karena negara itu memerangi wabah virus corona terburuk, didorong oleh varian Alpha dan Delta yang sangat mudah menular yang ditemukan sejak awal April.

“Ada kebutuhan untuk memperluas langkah-langkah untuk membatasi pergerakan orang sebanyak mungkin dan menutup lebih banyak fasilitas sehingga hanya menyisakan hal-hal penting,” kata Prayuth di halaman Facebook resminya, kemarin.

Sebelumnya, Thailand sudah melakukan penguncian sebagian di wilayah Bangkok dan sembilan provinsi lainnya pada minggu ini.

Namun rencana pengetatan aturan yang lebih luas tetap digodok setelah melihat jumlah kasus yang terus meroket.

Larangan pertemuan publik telah diberlakukan, dengan hukuman maksimum penjara dua tahun atau denda hingga 40.000 baht setara US$ 1.219,88 atau keduanya.

Di Malaysia

Jumlah kasus baru Covid-19 di Malaysia masih mencatatkan rekor baru  hingga kemarin, Senin (19/7/2021).

Meskipun Malaysia telah menerapkan lockdown dalam sebulan terakhir untuk meminimalisir penularan virus corona.

Malaysia mencatat rekor kenaikan Covid-19 dengan 10.972 kasus Covid-19 hari ini menjadikan total kasus Covid-19 yakni 927.533 kasus.

Laman Twitter-nya, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah sebagaimana dilansir dari Bernama pada  Senin (19/7/2021)  mengatakan Selangor masih menjadi penyumbang utama kasus baru Covid-19 yakni 4.404 kasus.

Kondisi di Myanmar

Sementara itu, Mynamar yang berada di bawah kendali militer melaporkan rekor kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19, pada Rabu (14/7/2021) lalu.

Negara yang tengah mengalami gejolak politik tersebut menderita gelombang infeksi paling parah sejak pandemi merebak di sana.

Melansir Reuters yang mengutip angka Kementerian Kesehatan, MRTV, ada 7.089 kasus baru dan 145 kematian akibat Covid-19.

Jumlah ini naik tajam dari angka hari sebelumnya.
Ratusan mayat di Myanmar menumpuk untuk dimakamkan setiap harinya, kata layanan yang mengangkut mayat dan mengatur upacara.

Melansir Reuters, laporan dari berbagai bagian Myanmar menunjukkan, jumlah kematian harian lebih tinggi daripada yang diberikan oleh kementerian kesehatan, yang mencapai rekor 145 kematian pada hari Rabu.

Reuters tidak dapat menghubungi Kementerian Kesehatan atau juru bicara junta untuk memberikan komentar lebih lanjut mengenai angka tersebut.

Jumlah pemakaman di pemakaman Yay Way di kota terbesar Myanmar, Yangon, sekitar 200 per hari selama seminggu terakhir.

Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari yang biasanya.

Di Vietnam

Sekitar sepertiga dari 100 juta warga Vietnam saat ini harus tinggal di rumah karena sejumlah provinsi di bawah penguncian Covid-19 pada Senin (19/7/2021).

Penguncian tersebut dilakukan setelah hampir 6.000 kasus infeksi Covid-19 dalam sehari, rekor tertinggi sejak awal pandemi.

Warga di ibu kota Hanoi juga diminta untuk tetap di rumah, semua toko dan layanan tak penting juga harus ditutup.

Selain itu, pemerintah Vietnam juga melarang pertemuan lebih dari lima orang di tempat umum.

Warga pun mengakui keputusan pembatasan tersebut datang secara tiba-tiba.

“Perintah dari otoritas Hanoi datang begitu tiba-tiba, tapi saya sepenuhnya setuju dengan itu,” kata warga bernama Nguyen Thanh Van, dikutip AFP.

“Kami lebih suka mereka turun dengan keras untuk menghindari skenario serupa dengan Kota Ho Chi Minh. Kami menang dalam pertempuran sebelumnya, tapi ini lebih sulit,” kata Nguyen lagi.

Setelah berhasil menahan wabah virus corona tahun lalu, Vietnam telah melihat lonjakan kasus sejak akhir April, dengan pusat episentrum di wilayah selatan.

Di Kota Ho Chi Minh, pihak berwenang telah membangun beberapa rumah sakit darurat yang dapat menampung ribuan pasien.

Ketika pembatasan diperketat, penduduk kota mengeluh kesulitan mendapat barang-barang penting setelah pasar grosir ditutup.

“Saat ini, kami memberikan prioritas untuk melindungi kesehatan masyarakat,” kata Perdana Menteri Pham Minh Chinh, menurut situs berita resmi pemerintah.

Negara Asia Tenggara itu lambat dalam pengadaan dan pemberian vaksin, dengan hanya 4,3 juta dosis yang diberikan sejauh ini.

Menurut pihak berwenang, Vietnam juga mengembangkan upayanya sendiri untuk mencapai kekebalan kelompok pada awal 2022.

Hingga Senin, Vietnam telah melaporkan 55.845 kasus infeksi Covid-19 dengan 254 kematian.

Didukung oleh keberhasilannya menahan virus, Vietnam menjadi salah satu dari sedikit negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu.(TRIBUNNEWS.COM).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed