JAKARTA (MS) ‐ Jenis diet semakin hari kian bervariasi mengikuti tren. Ada yang mengklaim berdasarkan teori nutrisi, medis, penghitungan kalori, pendekatan filosofis, dan sebagainya.
Ini jadi membingungkan ketika harus memilih dan mencoba konsisten dengan diet yang dijalankan. Apalagi setiap orang punya kondisi kesehatan serta kebutuhan dan tujuan yang berbeda.
Untuk itu, simak jenis diet yang efektif turunkan berat badan sekaligus memberi manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
Manfaat Diet
Ilustrasi saladFoto: Kaboompics
Manfaat diet adalah menurunkan berat badan dan mencegah penyakit lewat pengaturan pola makan sehat.
Diet merupakan cara untuk membuat tubuh lebih sehat dengan mengatur pola makanan. Paling sering, tujuan orang menjalankan diet untuk menurunkan berat badan dan mencegah obesitas.
Padahal ada manfaat lainnya jika menerapkan pola makan sehat dan seimbang. Seperti mencegah berbagai penyakit kronis, antara lain penyakit jantung, diabetes, osteoporosis, hingga kanker.
Jenis Diet yang Dianjurkan
Pilihan makanan Anda sekarang tentu akan berdampak besar pada kondisi hari ini, esok, dan jangka panjang.
Berikut macam-macam diet yang mudah diikuti, aman, efektif menurunkan berat badan, dan melindungi dari penyakit, dilansir dari berbagai sumber.
1. Diet Mediterania
Ilustrasi persiapan memasakFoto: Picjumbo/Viktor Hanacek
Diet mediterania adalah jenis diet terbaik berdasarkan pakar kesehatan
Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan U.S. News, para pakar kesehatan menilai diet mediteranian atau mediterranean diet menduduki peringkat pertama jenis diet terbaik.
Pertimbangannya karena diet mediterania efektif menurunkan dan menjaga kestabilan berat badan, mudah diikuti, tentunya menyehatkan.
Diet ini dilakukan oleh masyarakat di sekitar Laut Mediterania seperti Italia dan Yunani yang rata-rata panjang umur, dan jarang mengidap kanker, obesitas, maupun penyakit kardiovaskular lainnya.
Kunci diet mediteranian ini mengonsumsi ikan dan seafood, sayuran, telur, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, keju feta, roti berbahan dasar gandum, greek yoghurt, cokelat hitam, serta minyak zaitun.
Sementara gula, garam, daging merah, minyak olahan, dan junk food dihindari sama sekali. Daging ayam dan unggas bisa dimakan sesekali dan memperbanyak minum air putih.
2. Diet Vegan
Diet vegan berfokus pada pengurangan konsumsi produk makanan dan minuman yang berasal dari hewani. Singkatnya, pola makan vegan berarti tidak mengonsumsi daging (termasuk unggas dan ikan), telur dan produk susu.
Diet ini berbeda dengan jenis diet vegetarian yang masih bisa mengonsumsi produk yang berasal dari hewan seperti susu dan telur.
Pegiat diet vegan percaya bahwa pola makan dengan mengurangi konsumsi daging, telur, susu dan keju, terbukti bisa mengurangi jumlah lebih jenuh, kolesterol, dan kadar gula dalam darah.
Dilansir dari Healthline, hal tersebut terjadi karena faktor pengurangan jumlah asupan kalori yang masuk dalam tubuh.
Selain itu, studi selama 18 minggu pada pelaku diet vegan menunjukkan hasil signifikan yakni penurunan berat badan sebanyak 4,3 kg.
Diet vegan memiliki manfaat untuk mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, jantung, dan kanker karena pembatasan konsumsi hewani dan meningkatnya asupan nabati.
Tapi, bila dilakukan secara tidak tepat saat diet vegan, tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh hingga malnutrisi.
Risiko nutrisi yang berkurang saat menjalani diet vegan adalah vitamin B12, vitamin D, yodium, zat besi, kalsium, seng, dan asam lemak omega-3.
Saat nutrisi tak terpenuhi, seseorang akan mudah merasa lelah hingga mengalami gangguan pencernaan. Untuk itu, Anda bisa mengganti asupan nutrisi dengan jenis makanan lainnya, seperti kacang, susu almond, tempe, tahu, dan nasi.
3. Diet Rendah Karbohidrat
Ilustrasi smoothieFoto: Picjumbo
Diet rendah karbohidrat adalah jenis diet yang memangkas semua sumber karbohidrat.
Diet rendah karbohidrat cukup populer untuk membantu menurunkan berat badan.
Diet untuk kurus ini sering diartikan sebagai diet yang memangkas seluruh asupan karbohidrat bagi tubuh, contohnya berhenti konsumsi nasi, roti, pasta, mi instan, roti dan kue, serta minuman manis.
Sesungguhnya, diet rendah karbohidrat ini bukan semata-mata memutus karbohidrat, tapi cukup membatasi karena keberadaannya sangat penting sebagai sumber energi utama.
Untuk tetap mendapat asupan energi ketika menjalani diet rendah karbo, Anda bebas mengonsumsi jus buah dan smoothie, sayuran hijau, telur, buah-buahan, ikan dan seafood, daging tanpa lemak.
Sejumlah penelitian menunjukkan hasil diet rendah karbohidrat efektif memangkas lemak di tubuh serta menekan nafsu makan.
Tetapi, hati-hati bagi ibu menyusui karena diet rendah karbo bisa menyebabkan tubuh melepaskan keton yang berdampak bagi bayi.
4. Paleo Diet
Ilustrasi hidangan steakFoto: morgueFile/ManicMorFF
Paleo diet adalah jenis diet yang mengikuti pola makan manusia gua yang mengutamakan protein
Paleo Diet atau diet manusia gua ini mengikuti konsep pola makan alami yang dilakukan nenek moyang saat masa berburu dan meramu.
Dengan mengonsumsi makanan utuh dan alami, akan memberikan manfaat bagi kesehatan termasuk menurunkan berat badan.
Pegiat diet ini percaya bahwa penyakit yang ada saat ini akibat dari gaya hidup modern dan makanan olahan.
Selain itu, yang dihindari adalah gula rafinasi, produk susu, kacang-kacangan dan biji-bijian, dan tentunya segala makanan yang melewati proses pengolahan yang panjang.
5. Diet Keto
Mengurangi karbohidrat, tapi banyak mengkonsumsi lemak dan protein adalah syarat menjalani diet keto atau ketogenik.
Tujuan diet keto agar kondisi tubuh seseorang yang menjalankannya berada pada fase ketosis–tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama.
Tapi lemak yang dimaksud ini tentu lemak baik yang berasal dari alpukat, kelapa, kacang-kacangan, telur, keju, susu, yoghurt, biji-bijian, minyak ikan, dan minyak zaitun.
Kemudian sayuran hijau, ikan, daging sapi dan ayam tanpa lemak. Untuk sayuran seperti wortel dan kentang justru harus dihindari karena mengandung tinggi pati.
Mengutip dari Healthline, ada beberapa versi dari diet ketogenik, di antaranya:
Diet ketogenik standar (SKD) yang sangat rendah karbohidrat, berprotein sedang, dan tinggi lemak.
Diet ketogenik siklis (CKD) yaitu melibatkan konsumsi karbohidrat tinggi, seperti 5 hari diet konsumsi lemak, lalu 2 hari konsumsi tinggi karbohidrat.
Diet ketogenik protein tinggi atau diet ketogenik yang berlaku secara umum, tetapi tetap harus konsumsi lebih banyak protein.
Manfaat menjalani diet keto secara tepat bisa berangsur mengurangi lemak tubuh sekaligus menjadi terapi untuk penderita diabetes tipe II dan anak-anak pengidap epilepsi.
Namun, ada baiknya bagi orang dengan penyakit tersebut untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalankan diet keto.
6. Intermittent Fasting
Intermittent Fasting Weight Loss dieting conceptFoto: iStockphoto/clubfoto
Intermittent Fasting adalah jenis diet puasa yang bisa menurunkan berat badan dengan cepat.
Puasa intermiten atau intermittent fasting adalah menjalankan diet sembari puasa. Intermittent fasting tergolong jenis diet cepat kurus karena dinilai mampu lebih cepat menurunkan berat badan ketimbang diet biasa, sekaligus menyehatkan jantung.
Ada beberapa metode untuk menjalankan diet puasa. Mulai dari metode 16/8, makan-berhenti-makan, 5:2, hingga metode The Warrior Diet.
Metode 16/8 dilakukan dengan 8 jam periode makan, kemudian berpuasa selama 16 jam.
Sedangkan metode makan-berhenti-makan, harus berpuasa penuh selama 24 jam selama rentan waktu satu atau dua kali dalam seminggu.
Ada lagi, metode 5:2. Jadi pelaku diet puasa harus makan dengan asupan 500-600 kalori selama dua hari seminggu.
Selanjutnya metode The Warrior Diet yang menerapkan pola makan sedikit buah dan sayuran mentah pada siang hari, dan satu kali makan dengan porsi besar di malam hari.
Cara kerja intermittent fasting biasa dilakukan untuk menurunkan berat badan, dengan fokus pada pembatasan kalori mengikuti berbagai metode yang tersedia.
Hasil diet puasa bagi pelakunya cukup berhasil menurunkan berat badan. Terbukti ada yang mengalami penurunan sekitar 3-8 persen selama 3-4 minggu.
Meskipun terbilang efektif, diet puasa akan berdampak terhadap penurunan kadar gula darah. Jadi tidak dianjurkan bagi ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan orang dengan kondisi gizi buruk.
7. Diet Makanan Mentah
ilustrasi SaladFoto: jill111/Pixabay
Diet makanan mentah adalah jenis diet yang mengutamakan konsumsi makanan mentah organik.
Diet makan makanan mentah atau raw food diet, terdengar asing bagi sebagian orang yang terbiasa konsumsi makanan matang.
Tapi, pola diet makan makanan mentah ini benar adanya.
Diet makanan mentah ini benar-benar mengonsumsi makanan yang tidak diolah. Semisal, sayuran mentah organik.
Beberapa orang yang melakukan diet makanan mentah, bukan semata-mata untuk menurunkan berat badan. Tapi jadi cara untuk mencegah penyakit kronis di kemudian hari.
Ini karena makanan olahan cenderung lebih tinggi garam, gula, dan lemak jenuh sehingga tidak sehat. Sumber lain menyebut, proses memasak juga dapat merusak atau mengubah enzim alami yang terkandung pada makanan.
Jenis diet seperti apa pun sangat bisa memberi hasil, dengan catatan ketika diterapkan harus dengan benar, tepat dan tidak memaksa.
Itulah 7 jenis diet populer yang efektif menurunkan berat badan. Secara garis besar, diet ini menekankan gaya hidup dan pola makan sehat dengan menghindari tepung, gula, lemak trans, dan makanan olahan.
Dengan menerapkan gaya hidup sehat, maka stres dan gangguan emosional lainnya akan bisa terkontrol dengan lebih baik.(CNN Indonesia).