Juragan Angkot Sewa Eksekutor Habisi Nyawa Paranormal di Tangerang, Pelaku Dendam Istri Diselingkuhi

NASIONAL13 views
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus bersama Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, mengelar tersangka pembunuhan paranormal di Polda Metrojaya, Jakarta Selatan, Selasa, (28/2021). Korban A bukan seorang ustaz melainkan bekerja sebagai paranormal yang di tembak didepan rumahnya di Tanggerang dengan motif dendam pribadi kepada korban. Saat itu istri tersangka M berobat kepada korban masang susuk tapi yang terjadi adalah korban disetubuhi, terang Yunus. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN.

JAKARTA (MS) – Kepolisian akhirnya berhasil mengungkap kasus pembunuhanterhadap seorang pria berinisial A yang merupakan seorang paranormal di Tangerang, Banten.

Sebelumnya diberitakan bila korban merupakan seorang ustaz.

Terungkapnya kasus tersebut, setelah kepolisian berhasil menangkap tiga pelakunya.

Ketiga pelaku ditangkap di tiga tempat berbeda.

Penangkapan pertama dilakukan terhadap tersangka berinisial M pada Kamis (23/9/2021) di sebuah restoran di Kota Serang, Banten.

M  diketahui merupakan pengusaha angkutan umum.

Kemudian penangkapan berlanjut terhadap tersangka S yang berperan sebagai joki.

Selanjutnya polisi menangkap eksekutor penembakan berinisial K di Bogor dekat perbatasan dengan Kabupaten Lebak, Banten, Senin (27/9/2021) kemarin.

“Jadi tiga orang tersangka yang sudah kita amankan. Yang pertama, Saudara M sebagai otak dari pembunuhan ini, kemudian Saudara K sebagai eksekutornya yang melakukan penembakan. Dan Saudara S ini jokinya yang menunggu pada saat Saudara K selesai melakukan eksekusi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jata Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (28/9/2021).

Kepolisian masih memburu seorang pelaku lainnya berinisial Y yang berperan sebagai penghubung antara otak pelaku dan eksekutor.

“Satu buron berinisial Y sudah kami kantongi identitasnya. Tim masih bergerak untuk menangkap DPO ini,” kata Yusri.

Motifnya pembunuhan tersebut dikarenakan M memendam dendam selama 10 tahun kepada korban karena melakukan hubungan terlarang dengan istrinya.

Kasus ini bermula saat istri M mendatangi korban yang diketahui merupakan paranormal untuk memasang susuk pada 2010.

Saat mengikuti proses itu, istri M diketahui berselingkuh dengan korban.

M mengetahui hubungan terlarang istrinya setelah mendapatkan pesan singkat dari seseorang yang memberitahui perselingkuhan tersebut.

Bahkan istri M dan A bahkan pernah melakukan hubungan layaknya suami istri di rumah dan di sebuah hotel kawasan Tangerang.

“Dua tahun yang lalu, istrinya disuruh mengaku (oleh M), tapi belum ada pengakuan. Saat M mau menunaikan haji, baru istrinya mengaku, bahwa saat dia berobat dengan rayuan terjadi di rumah A dan juga berpindah ke hotel di Tangerang,” kata Yusri.

M pun meradang dan geram terhadap A akibat perselingkuhan itu.

Ditambah lagi, M mengetahui kakak iparnya yang telah meninggal diduga turut menjadi korban perselingkuhan A.

“Inilah yang menimbulkan M dendam untuk menghabisi korban,” katanya.

Guna melancarkan aksinya, M pun mengeluarkan uang Rp 60 juta untuk menghabisi nyawa A.

Ia menyediakan uang Rp 50 juta untuk menyewa eksekutor dan Rp 10 juta untuk Y sebagai perantara.

A tewas setelah ditembak K atas perintah M di depan rumahnya, Sabtu pekan lalu sekitar pukul 18.30 WIB.

Sementara S bertugas sebagai joki untuk memantau situasi dan mengantar eksekutor penembakan di Pinang, Kota Tangerang.

Berdasarkan keterangan saksi, korban tertembak di bagian pinggang.

Korban segera dibawa ke Rumah Sakit Mulya Pinang.

Namun, pada pukul 19.17 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia.

Korban bukan ustaz

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat memastikan bila korban A bukan seorang ustaz.

Menurutnya A berprofesi sebagai paranormal.

“Jadi bukan ustaz, korban adalah paranormal. Cuma warga sekitar menyebutnya ustaz karena sering melayani pasien dengan pengobatan alternatif,” kata Tubagus di Polda Metro Jaya, Selasa (28/9/2021).

Selain itu, saat pemeriksaan saksi dan olah TKP, polisi mengamankan daftar buku yang berisi nama-nama pasien yang berobat kepada A.
Sebutan ustaz baru disandang ketika memimpin majelis taklim di wilayah tempat tinggalnya.

“Jadi kami pastikan tidak ada hubungannya dengan ustaz, karena korban memang tidak mengajar mengaji atau mengajar ilmu agama di wilayahnya. Kami dapatkan info itu saat pemeriksaan saksi dan pengakuan pihak keluarga bahwa ia hanya seorang paranormal yang melayani pengobatan alternatif. Sebutan ustaz baru-baru saja saat ia dipilih menjadi ketia Majelis Taklim,” kata Tubagus. (Tribunnews.com).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed