JAKARTA (MS) – Kami dari Nahdlatul Ulama memang punya prinsip lembaga kami tidak terkait tidak ada hubungannya dengan politik yang bersifat praktis terutama berpolitik, tapi berpolitik yaitu politik tingkat tinggi yaitu politik kebangsaan. Bagaimana mendorong supaya menjaga NKRI mempertahankan Pancasila dan undang-undang Dasar 45 dan kemudian mendorong pemerintahan kita bisa membawa masyarakat menjadi masyarakat yang makmur dan lain sebagainya
“Jadi ini yang selalu dikumandangkan oleh Nahdlatul Ulama terkait dengan politik. Jadi bukan politik praktis tapi politik politik kebangsaan terkait dengan tidak bisa dihindarkan siapapun” beber Dr.KH. Samsul Ma’arif MA Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta, sebagai narasumber Webinar DPP LIPPI Jakarta, Minggu (28/9).
Selain Ustad Samsul, masih dalam webinar Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Independen Pemuda Pemerhati Indonesia yang mengangkat tema “Membedah Atmosfer Demokradi Yang Rawan Politisasi Agama”. Moderator Ramadhan Syukur juga mempersilakan narasumber lainnya untuk mengemukakan pemaparanya.
Ketiga narasumber dimaksud yakni
Dr. K. H. Samsul Ma’arif, MA. (Ketua Tanfidziyah PWNU DKI), Sunanto.SHI MH
(Ketua Umum PP Pemuda Muhammadyah), Sahat Sinurat, ST MT
(Founder Rumah Milenial Indonesia ).
Selanjutnya Narasumber kedua menyampaikan semua pembahasan ini yang penting pertama adalah jalan sebelum kita ganti dengan agama yang paling utama bahwa sebenarnya seluruh agama itu mengajarkan nilai-nilai kebenaran nilai-nilai keadilan.
Bagaimana nilai-nilai kebaikan kita sebagai individu kemudian dengan belajar agama kita bisa menjadi orang-orang yang bertanggung jawab orang-orang yang berkualitas orang orang orang lain bisa melakukan keadilan di tengah masyarakat kita bisa yakin walaupun saya tidak pernah belajar secara mendalam agama Islam, kata Sahat Sinurat yang merupakan Founder Rumah Milenial Indonesia
Tambah Sahat, sebagai generasi muda generasi-generasi yang menurutnya dalam kelompok yang tersadarkan tercerahkan kelompok yang memiliki pemikiran yang intelektual.
Narasumber ketiga Sunanto Ketua Umum PP Pemuda Muhammadyah karena Sunanto dikabarkan ada penutupan kegiatan beliau sempatkan hadir walaupun acara berlangsung, politik agama, dengan menimbulkan simbol simbol keagamaan.
Ini saya kira problemnya apakah kita menggunakan politik atau politik agama, ini 2 dimensi saya kira perlu dibedah teman-teman sekalian, dan bagaimana proses demokrasi kita ini mampu membangun dalam narasi memenangkan sesuatu proses demokrasi atau dakwah itu sebenarnya.
Terakhir Sunanto atau biasa di kenal Cak Nanto mengtakan target terbesar sebuah dakwah itu sendiri dan kesempatan itu yang paling penting, jangan malah mengkerdilkan keagamaan itu sendiri, tutupnya.
Laporan : Azmi
