Pantun itu diberikan Kapitra saat Jokowi menghadiri Pagelaran Budaya Masyarakat Riau di GOR Pekanbaru, Jl Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018). Kapitra merupakan salah satu tokoh masyarakat Riau.
“Paduka yang mulia Presiden RI H Ir Jokowi Datuk Seri Setia Amanah Negara. Perkenankanlah kami atas nama, serta mewakili masyarakat Riau menyampaikan ujar dan tahniah atas kehadirannya di tanah bertuah yang masyarakatnya sangat ramah,” kata Kapitra.
“Negeri Melayu bernama indah, orangnya baik laku ramah. Dibawa berunding mereka mudah, kepada pendatang hati pemurah,” lanjut Kapitra berpantun.
“Napas kami tersekat. Untuk menghirup udara yang terkooptasi asap dan hati. Para pemimpin kami malah sibuk menangkap asap, tapi lupa memadamkan api sehingga membiarkan api membakar lahan, rumah dan hati kami,” katanya.
“Banyaklah orang mencari rusa. Sekali tembak kaki terkilir. Banyaklah orang menjadi penguasa. Tapi layak jadi pemimpin.” katanya.
Namun, lanjut Kapitra, pada 2015 Jokowi datang ke Riau dan langsung mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana asap di Riau.
“Kalau berkain bersambung terap. Sifatnya tegang pucuknya kendur. Kalau pemimpin bertanggung jawab. Rakyatnya senang hidupnya makmur,” katanya.
“Kalau mendayu dengan sempurna. Suratnya bersih halamannya terang. Kalau memimpin dengan bijaksana. Rakyat memilih Tuhan pun senang,” sambung pantun Kapitra.
Kapitra mengatakan, sejak 2015 masyarakat Riau terbebas dari ‘genosida’ yakni bencana kabut asap yang menyiksa. Dia pun melanjutkan pantunnya.
“Kertas kayu di atas baki. Laman beralas di daun padi. Apa tandanya Melayu berbakti. Dia tahu membalas budi,” kata Kapitra.
Kapitra berharap Jokowi tidak lelah memimpin Indonesia. Dia ingin Jokowi kembali meneruskan kepemimpinannya sebagai Presiden RI untuk periode kedua.
“Datuk Seri Setia Amanah Negara harapan kami, jangan pernah bapak lelah memimpin kami. Teruskan perjuangan bapak ini. Insyaallah kami selalu bersama datuk karena jalan tol kami sedang dibangun antara Dumai-Pekanbaru,” katanya.
Dalam pidatonya itu, Kapitra kerap menyelipkan pantun. Berikut rangkuman pantun yang dibacakan Kapitra untuk Jokowi.
Apa tandanya kain pelekat
Baginya halus dibentang lebar
Apa tandanya pemimpin layak
Budinya halus orangnya sabar
Kayu gaharu tidak berduri
Daunnya sedap di Istana raja
daripada sibuk menghitung hari
Lebih baik kita kerja kerja kerja
Sriwidara rambutan sari
Rumpun delapan hinggapkan duri
Selamat jalan Datuk Seri Jokowi
Tahun depan insyaallah kita menari lagi. (dct)