SIMALUNGUN (MS) – Di masa kolonial, sebenarnya banyak tokoh pejuang yang berasal dari Sumatera Utara. Mereka cukup gigih menentang penjajah di daerah Simalungun ada sosok pejuang yang tak kalah kerasnya melawan penjajah.
Dialah Tuan Rondahaim Saragih Garingging Tokoh ini menjadi pemimpin masyarakat Simalungun melawan penjajahan Belanda. Perjuangannya bahkan tidak hanya di sekitar Pematang Raya, tetapi juga mencakup sampai ke Aceh dan Sumatera Timur.
Dikutip dari Wikipedia, Tuan Rondahaim adalah seorang Raja yang memerintah di Kerajaan Raya, Simalungun. Ia bergelar Tuan Namabajan. Kegigihan Tuan Rondahaim mendapat pengakuan dari para sejarawan yang menelitinya. Salah satunya Anhar Gonggong
Dalam peluncuran buku biografi Tuan Rondahaim yang berjudul “Napoleon Der Bataks” Anhar menyebut Tuan Rondahaim sebagai tokoh yang cukup disegani Belanda. Ia tidak pernah dikalahkan sampai akhir hayatnya.
Kerajaan Raya menjadi satu-satunya kerajaan di Simalungun yang tak pernah berhasil dikuasai Belanda. Hal itu dikarenakan sikap Tuan Rondahaim yang tidak mau tunduk terhadap Belanda dan anti terhadap Penjajah.
Meski Belanda sudah menguasai berbagai daerah di Simalungun, tetapi tidak mampu menguasai Kerajaan Raya yang dipimpin oleh Tuan Rondahaim Saragih Garingging .
Belanda baru menguasai kerajaan ini 10 tahun setelah Tuan Rondahaim wafat pada 1891. Tuan Rondahaim sendiri lahir pada 1885. Selama memimpin Kerajaan Raya, ia tidak pernah terkalahkan oleh Belanda yang ingin menguasai wilayah itu untuk perluasan perkebunan mereka.
Salah satu cerita perlawanannya yang hingga kini begitu populer di sebagian besar masyarakat Simalungun adalah ketika Belanda memasuki Rayakahean. Tuan Rondahaim menghadangnya dengan menebang pohon besar yang melintang di Dolog (Gunung) Simarsopah, dekat Desa Bahpasunsang sekarang. Sampai sekarang tempat itu dikenal orang dengan nama Pangolatan (tempat menghadang /Belanda).
Kepahlawanan Tuan Rondahaim, tidak hanya menghalau pasukan Belanda yang memasuki Simalungun, tetapi juga berani membakar kebun-kebun milik mereka. Ia tak pernah takluk sampai akhir hayatnya.
Karena kegigihannya menentang Belanda itu, Tuan Rondahaim pun telah mendapat berbagai penghargaan. Salah satunya Piagam Tanda Kehormatan Presiden RI Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dengan nomor 2634/UI/1999. Melalui piagam ini, Rondahaim sudah diakui sebagai salah satu pejuang dari Sumatera Utara.
Tuan Rondahaim juga tidak lepas dari kontroversi di masyarakat itu sendiri. Salah satunya karena ia diduga melakukan penyerbuan terhadap kerajaan lain yang ada di Simalungun. Antara lain Kerajaan Panei, Sidamanik dan Purba.
Penyerbuan itu memang menjadi kontroversi dan masih diteliti para sejarawan hingga saat ini. Ada dua versi yang melatarbelakangi penyerbuan itu. Ada versi yang menyebut penyerbuan itu karena perbedaan sikap pemimpin kerajaan-kerajaan itu terhadap Belanda.
Tetapi ada juga versi lain yang menyebut, hal itu berkaitan dengan masalah pengingkaran kesepakatan di antara pemimpin kerajaan-kerajaan itu. Boleh jadi karena kontroversi itu yang membuat pengangkatannya menjadi pahlawan nasional menjadi terkendala.
Laporan : Anton Garingging