BATUBARA (MS) – Dinas Kesehatan Kab. Batubara melaksanakan rapat review terhadap akuntabilitas pelaksanaan penanganan COVID-19 selama tahun 2020, di Kabupaten Batubara, Rabu (30/12) sore, di ruangan Aula Kantor Dinas Kesehatan Batubara.
“Pada dasarnya apa yang kita rapatkan kali ini adalah mereview pelaksanaan penanganan COVID-19 lebih kurang berjalan satu tahun yaitu dari Maret hingga Desember 2020, sehingga kita diberikan pelajaran bagaimana penanganan COVID-19 yang kita lakukan,” kata Kadis Kesehatan Batubara drg Wahid Khusyairi MM dihadapan seluruh Ka. Puskesmas se – Kab. Batubara.
Diungkapkan Khusyairi, hari ini ada 279 kasus baru terkonfirmasi positif di Batubara. Ditambah lagi masa liburan ini kasus trend meningkat. Kenaikan 21 orang perhari, dengan pelaku pejalan rata rata 42 orang.
Sementara kemampuan testing hanya 26 orang perhari, yang seharusnya 57 orang perhari dibandingkan 400 ribu jiwa lebih penduduk Kabupaten Batubara, sehingga angka positif Kabupaten Batubara berada dibawah rata rata normal 10 persen.
“Kita hari ini menceritakan perjalanan COVID-19 di Batubara tahun 2020 dan apa yang harus dilakukan untuk tahun 2021 nanti. Sampai saat ini banyak masyarakat yang menyadari pentingnya 3 M dan masih banyak juga yang tidak memahami apa itu penyebaran COVID-19.
Ini tugas kita bersama Puskesmas untuk antisipasi dan ke depannya akan memberikan vaksin ke masyarakat. Ingat virus COVID-19 belum tau kita kapan berakhirnya, jangan kita anggap dengan sudah adanya vaksin COVID-19 langsung hilang belum tentu,” ungkapnya.
Menurut Wahid, review tentang penanganan COVID-19 dalam pelaksanaan program-program kesehatan sebagai ujung tombak adalah Puskesmas untuk siaga jangan teledor dan melakukan penanganan yang baik dan benar.
Kita sudah ada posko terpadu dengan pihak – pihak forkopimda sehingga nanti bisa dikondisikan dengan baik demikian juga Puskesmas saya mengintruksikan tetap buka dalam masa libur ini.
Terkait adanya pelanggaran dilakukan, kata drg Wahid, terakhir memang kita masih dalam kategori kuningnya dengan risiko rendah, tapi kita tetap berupaya menekan agar tidak lagi ada kasus, tapi bagaimana kasus yang ada itu bisa terkendali dengan baik.
Kemudian terkait wacana belajar mengajar tatap muka menurut Kadis Kesehatan nanti akan dipertimbangkan daerah dan ke Provinsi Sumut, mulai dari kesehatan. Tapi sebenarnya Batubara sudah mulai belajar tatap muka itu, dan tidak bisa semua sama, kita lihat keadaannya.
Di kota mungkin barangkali masyarakatnya sudah memiliki teknologi yang baik, punya HP dan masyarakat lebih tertib anak-anaknya lebih terdidik.
“Kalau kita di sini anak – anak libur sekolah ikut membantu maknya melaut bukan belajar. Tapi kalau di kota-kota dengan Android dengan hati yang dimiliki anak -anak dibantu orang tua bisa belajar di rumah, tapi kalau kita di kampung -kampung, kan itu yang agak menjadi hambatan kita,” ujar Kadis.
“Ada klaster daerah-daerah yang tidak bisa semua disamaratakan lokasi sekolahnya,nggak boleh begitu. Sekolah bisa dilakukan tapi ganti – gantian gitu dengan tetap melakukan protokol kesehatan, kalau kapasitas ruangan kelas itu 40 orang, yang hanya boleh 20 orang, ditukar tukar begitu.
Sebab hasil virtual kita dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dan Dinas Pendidikan provinsi kemungkinan proses belajar mengajar tatap muka masih diundur sampai Februari 2021,” terang drg Wahid
Laporan : Sutan S