Pasien Meningkat Pelayanan Pasien Di RSUD Batubara Jadi 2 Shiff

Batubara, RAGAM43 views
Plt Direktur RSUD Batubara dr Guruh Wahyu Nugroho (dua dari kiri) memberikan keterangan kepada wartawan

BATUBARA (MS) – Akibat meningkatnya pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUD Batubara, tenaga kesehatan (Nakes) yang bertugas di UGD dan di ruangan rawat inap dijadikan 2 shiff.

Kebijakan itu dilakukan karena terbatasnya jumlah nakes dan belum memungkinkan menambah Nakes.

Untuk mengatasi kekurangan tenaga Nakes serta pelayanan medis yang maksimal pihak managemen merubah shiff di UGD dan ruang perawatan dari 3 shiff menjadi 2 shiff tanpa melanggar peraturan ketenaga kerjaan.

Hal itu dipaparkan Plt Direktur RSUD Batubara dr. Guruh Wahyu Nugroho saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Selasa (09/03/2021).

Diakui dr. Wahyu, kebijakan managemen merubah shiff terhitung 1 Maret 2021 karena bertambahnya pasien kemungkinan dirasa tidak adil oleh para Nakes.

Dijelaskan dr. Wahyu, yang didampingi Ridwan Kasie Keperawatan dan Yufly Yanza Kasie Pelayanan RSUD Batubara, sebenarnya jam kerja para medis dan pegawai dengan pola 2 shiff telah sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yaitu 72 jam perminggu.

Selain itu dipaparkan dr. Wahyu, sewaktu shiff dibagi 3 setiap shiff hanya 2 orang sedangkan dengan 2 shiff saat ini jumlah pegawai tiap shiff menjadi 4 orang.

Selanjutnya kepada pegawai dan paramedis diberikan waktu 3 hari off (libur) selama 24 jam setelah shiff malam.

“Harus diingat seluruh pegawai di RSUD Batubara bukan untuk dilayani tapi harus melayani. Yang kita perjuangkan nyawa pasien, orang orang sakit yang sangat membutuhkan pertolongan dan perawatan”, tegas dr. Wahyu.

Mengenai shiff panjang di ruang perawatan dan UGD sejalan dengan penambahan pasien saat ini sementara belum diperbolehkan menambah jumlah pegawai.

“Begini bang. Itu bukanlah kemauan kita bersama tapi itulah yang harus terjadi untuk meningkatkan pelayanan di RSUD Batu Bara agar berjalan baik dan maksimal karena jumlah pasien yang terus meningkat. Seluruh orang kesehatan di RSUD adalah pelayan masyarakat di bidang kesehatan dan kita harus maksimalkan pelayanan dengan baik”, ucap dr. Wahyu.

Kalau masalah insentive menurut dr. Wahyu menyebut mungkin keluarga saya dari media boleh membandingkan dengan rumah sakit pemerintah lain. Bupati Batu Bara sudah memperhatikan mereka dengan baik.

“Gaji mereka sudah tinggi sebagai honorer yakni Rp. 1,5 juta dan mereka dapat jasa medis dari BPJS, pasien umum dan jampersal, jasa pelayanan, jasa medis”, ungkap dr. Wahyu.

“Sedangkan terkait permintaan uang pudding belum dapat diberikan sesuai beban APBD yang saat ini difokuskan penanganan COVID-19” tegas dr Wahyu

Laporan : Sutan S

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed