BATU BARA (MS) – Miliaran rupiah digelontorkan Pemerintah Kabupaten Batubara untuk membangun 3 unit rumah dinas (rumdis) pimpinan DPRD dan 2 unit rumdis dokter RSUD Batu Bara.
Namun anggaran yang digelontorkan Pemkab Batu Bara untuk pembangunan rumdis Ketua dan wakil ketua DPRD serta rumdis dokter di RSUD terkesan mubazir.
Sebab, meski miliaran rupiah duit rakyat Batu Bara telah dihabiskan akan tetapi penempatan rumdis tersebut gagal total. Belum diketahui alasan yang jelas, tapi 3 unit rumdis DPRD yang dibangun sekitar tahun 2015 dan 2 rumdis dokter RSUD yang dibangun tahun 2016 hingga kini tak berpenghuni.
Salah seorang tokoh muda GEMKARA Yusriadi Sitorus kepada wartawan di Lima Puluh, Sabtu (09/02) berharap pemerintah daerah dibawah kepemimpinan Zahir dan Oky dapat memfungsikan kelima rumdis tersebut.
“Bila memang pimpinan DPRD merasa tidak nyaman tinggal di rumdisnya karena bising suara kendaraan, sebaiknya difungsikan untuk instansi atau lembaga pemerintah lainnya,” saran Yusriadi.
Yusriadi menilai tidak ditempatinya rumdis menunjukkan kesan ketidakmampuan OPD maupun RSUD merencanakan dan menetapkan lokasi dengan tepat.
Belum juga diketahui apakah biaya perawatan rumdis tersebut dialokasikan di APBD Batu Bara karena hingga berita ini dibuat belum ada pihak yang bersedia menerangkannya.
Sebelumnya melalui wawancara dengan Ketua DPRD Batubara Selamat Arifin, SE, M.Si diketahui ‘ogahnya’ pimpinan DPRD menempati rumdis karena letaknya tidak tepat. Selain itu menurut Selamat pihaknya tidak ada dikoordinasikan Pemkab terkait pembangunan rumdis tersebut.
Masih menurut Selamat, dirinya tidak nyaman istirahat di rumdisnya karena letaknya persis di jalan tanjakan Jalinsum Kisaran – Medan di perumahan Lima Puluh Permai Kelurahan Lima Puluh Kecamatan Lima Puluh.
“Kita tidak bisa istirahat atau menerima tamu karena suara bising dari kendaraan yang menggas kendaraannya di jalan tanjakan,” ujar Selamat menguatkan alasan penolakan rumdis tersebut.
Demikian pula 2 unit rumdis dokter RSUD yang dibangun sekitar tahun 2016 yang tujuannya untuk percepatan pelayanan kesehatan masyarakat karena dokter dekat dengan RSUD.
Rumdis tersebut dibangun persis di bawah bukit kubah Batu Bara di Desa Perkebunan Kuala Gunung Kecamatan Lima Puluh berjarak hanya sekira 150 meter dari RSUD Batu Bara.
Tetapi para dokter terkesan lebih memilih tidak tinggal di rumdis tersebut. Sehingga rumdis kosong tak dihuni. Malah pernah rumdis tersebut dijadikan ‘gudang’ jagung yang baru dipanen dari areal sekitar rumdis.
Padahal baru-baru ini pihak RSUD telah menambah alat-alat perlengkapan seperti lemari, sofa dan tempat tidur yang juga menghabiskan anggaran mencapai ratusan juta.
“Sempat ada dokter tinggal disitu, tapi tidak lama. Sekarang ya kosong”, kata salah seorang warga disekitar rumdis.
Laporan : Sutan S