Rumput Diracun, Ratusan Warga Peternak Duduki Lahan PT KG

Batubara, RAGAM73 views
Karyawan PT KG terlihat menaikkan cairan racun rumput ke atas truk, setelah adanya kesepakatan sementara antara pihak PT KG dengan warga peternak

BATUBARA (MS) – Seratusan warga Dusun II Titi Putih, Desa Empat Negeri, Kec. Datuk Lima Puluh, Kab. Batubara, Senin (29/3/21) turun ke areal kebun sawit milik PT Kwala Gunung (PT KG).

Dalam aksinya, warga meminta pihak PT KG rendah hati untuk tidak meracun rerumputan di areal kebun. Sebab menurut warga, hal itu akan berdampak ratusan ekor hewan ternak mereka terancam mati kelaparan. Karena selama ini warga Dusun II Titi Putih mengangon ternak lembunya di areal kebun sawit milik PT KG.

Perwakilan warga Helpiadi kepada wartawan mengatakan, jika pihak PT Kwala Gunung terus membasmi rumput pakai racun di areal kebun, maka berkisar 800 ekor ternak (lembu) milik warga terancam kelaparan.

“Kami berharap pihak PT Kwala Gunung berbaik hati. Sebab ditengah pandemi COVID-19 ini pada umumnya masyarakat Titi Putih menggantungkan hidup dari usaha peternakan”, kata Helpiadi.

Warga lainnya, Sumarno menjelaskan,sudah bertahun-tahun masyarakat mengangon ternak di areal perkebunan PT KG tapi tidak pernah meracun rumput secara total.

Oleh karena itu Sumarno juga berharap pengracunan rumput secara total tidak lagi dilakukan pihak perkebunan karena akan berdampak kerugian bagi masyarakat peternak.

Pantauan wartawan, kedatangan ratusan warga disambut Asisten Perusahaan Amin dan petugas pengamanan perkebunan J Purba.

Dari negosiasi yang dilakukan didapati kesepakatan sementara yakni pihak perkebunan menunda aktivitas meracun rumput di areal tempat warga mengangon hewan ternaknya.

“Untuk sementara aktivitas meracun rumput ditunda, namun untuk langkah selanjutnya kita menunggu petunjuk pimpinan,” ujar Amin.

Meski pihak perusahaan masih mengambil kebijakan sementara, seratusan warga peternak tampak sedikit lega. Sebab pihak perkebunan membawa pulang 38 dirigen racun siap semprot, dan aktivitas warga mengangon di sebahagian areal perkebunan masih dapat dilakukan.

Laporan : Sutan S

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed