LANGKAT (MS) – Diguyur hujan lebat
sepanjang malam, rumah warga dari dua desa dan tiga kelurahan di wilayah Kecamatan Besitang dilanda banjir, Sabtu (29/12), dengan ketinggian air mencapai 50 cm hingga 1,5 meter.
Bahkan, menjelang siang air dari hulu sungai meluap menyeberangi Jalinsum Medan – Aceh tepatnya di kawasan Lingkungan Damar Laut, Kelurahan Kampung Lama ke Lingk VII, Kelurahan Bukitkubu.
Kondisi air yang deras membuat kenderaan yang melintas harus mengurangi kecepatan.
Di Desa Sekoci, ada empat dusun terendam banjir, yakni Dusun Sidodadi, Dusun Sejambu, Dusun Kampung Pulo dan Dusun Sukaramai. Sebagian besar warga mengungsi kedataran yang lebih tinggi.
Sementara itu, di hulu sungai Desa Bukitmas ada tiga dusun yang terendam. Ketiga dusun tersebut yakni Dusun Kodam Bawah, Dusun Pantai Gadung dan Dusun Pantai Buaya. “Air naik mulai subuh, namun menjelang siang air perlahan surut ,” kata Sekdes, Musa Tarigan.
Kades Sekoci, Swarisno mengatakan, untuk kebutuhan konsumsi warga yang mengungsi, pihak desa membuka dapur umum. “Kita menyiapkan dapur umum untuk membantu kebutuhan pangan warga yang terdampak banjir,” katanya.
Banjir merendam kantor Koramil 14/Besitang, kantor KelUrahan Kampung Lama dan kantor KUA, termasuk beberapa sekolah. Kantor milik pemerintahan ini terendam dengan ketinggian air hampir 1 meter. Halaman perkantoran yang berada di pinggiran Jalinsum bagaikan lautan.
Camat Besitang, H. Ibnu Hajar yang turun ke lokasi banjir bersama Kapolsek AKP Adi Alfian kemarin mengatakan, dua unit perahu karet dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Langkat telah diturunkan dan terus memantau hingga hari ini minggu 30 Desember 2018 untuk membantu evakuasi warga di Desa Sekoci.
“Kami masih berada di lapangan untuk terus memantau perkembangan situasi. Kini kondisi air di Desa Bukitmas dan Sekoci sudah mulai surut,” ujarnya seraya menambahkan, total jumlah rumah warga yang terendam dari dua desa dan tiga kelurahan mencapai 1.469 KK dan 220 KK di antaranya mengungsi.
Arus deras air sungai juga menyebabkan tiang besi penyangga eks jembatan kereta api di lintasan Besitang-Aceh, persisnya di Bukitkubu bergeser. Konstruksi tiang besi ini banyak tersangkut sampah yang terbawa arus deras air dari hulu sungai sehingga tiang bergeser dan kondisi jembatan miring.
Ghazali, salah seorang warga mengatakan, mungkin beberapa faktor penyebab banjir yang terjadi kemarin, karena kondisi sungai semakin dangkal akibat sedimentasi tanah dari banjir bandang yang terjadi 26 Desember 2006 yang lalu. Saat ini, lanjutnya, jika curah hujan tinggi, dikhawatirkan air sungai dengan cepat meluap ke permukiman warga.
Untuk mengantisipasi kondisi banjir tahunan ini, ghazali berharap kepada pemerintah untuk secepatnya melakukan langkah normalisasi sungai Besitang. “Pendalaman dasar sungai kini sudah sangat mendesak,” pungkas ghazali.
Bencana banjir diperkirakan akan terus terjadi di daerah ini mengingat tingkat kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) wilayah Besitang sudah cukup parah. Kerusakan DAS ini akibat tingkat laju devorestasi di kawasan hutan hujan tropis dataran rendah TNGL telah mencapai puluhan ribu hektar.
Pemukiman warga yang terdampak banjir sekarang telah surut mulai tadi malam sabtu 29 Desember 2018, hingga hari ini Minggu 30 Desember 2018 banjir telah turun dan sebagian warga mulai membersihkan rumah sisa -sisa banjir.
Laporan : Khalid