MEDAN (mimbarsumut.com) – Dalam menggelar Hari Santri Nasional, Pondok Pesantren Daru Mukhlisin menggelar wisuda di Jalan Paya Bakung, Cingkwan, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Selasa (22/10/2024).
Dalam wisuda kali ini, ponpes Darul Mukhlisin mewisuda sebanyak enam orang santrinya yakni Rebeka Lidia Br, Sembiring dan Fatimah Nur Hasanah Br.Purba yang keduanya berhasil menjadi tahfidz quran sebanyak 30 Juz, selanjutnya Dea Novita yang berhasil menjadi tahfidz quran sebanyak 15 juz.
Kemudian untuk kategori santriwan ada M.Zahri Al Faiz, dan Muhammad Raka Syahputra yang berhasil menjadi tahfidz quran sebanyak 10 juz.
Pimpinan Yayasan Darul Mukhlisin, Sertu Rahman Purba mengatakan, dirinya mengucap syukur atas kegiatan wisuda santriwan dan santriwati yang diasuhnya dirinya berupaya jika santriwan dan santriwati yang diasuhnya mampu menghafal Alquran dengan sebaik-baiknya.
“Alhamdulillah ini merupakan angkatan ke 3, yang mana kami berhasil mewisuda 6 santri, dengan rincian 2 santriwan dan 3 santriwati”, ucapnya.
Marinir Angkatan Laut ini berharap, agar santri yang sudah diwisuda mampu menjadi tahfidz quran yang baik, dan bisa menjadi Ustadz maupun Ustadzah, dan bisa memberikan ilmu dengan mengajar di pesantren Darul Mukhlisin.
“Saya harap agar mereka bisa memberikan ilmunya kepada adik-adiknya, dengan menjadi pengajar, belajar di pondok pesantren yang besar dan berharap bisa melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi”, ucap Rahman.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Medan Labuhan, Ustadz Fahruni yang hadir dalam kegiatan tersebut, mengatakan kegiatan pada hari ini sangat bermakna, dan ada point yang bisa kita ambil dari kegiatan ini adalah pembangunan agama yang harus dikedepankan bagi para santri, dimana dengan agama ini dan mampu memberikan warna bagi bangsa Indonesia.
“Jika kita melihat sejarah, bahwa santri inilah yang menjadi tonggak perjuangan untuk merebut kemerdekaan, bahwa santri bukan hanya ditempa pendidikan agama saja, namun juga ditempa dengan didikan cinta tanah air, dari sinilah kita mengingat, bahwa santri punya peran penting di masa lalu, dan menjadi i’tibar (contoh) bagi masa yang akan datang,” ucap Ustadz Fahruni.
Dirinya berharap agar santri bisa menjadi sesuai dengan kata Santri itu sendiri yang terdiri dari enam huruf yakni S, Santun bahwa santri harus memiliki sikap santun, baik itu secara pribadi maupun di masyarakat, A Aktif, bahwa santri harus aktif memberikan pelajaran agama bagi masyarakat, baik dirinya masih menjadi santri maupun tamat menjadi Santri.
Kemudian N Nasionalisme, dimanapun santri tersebut berada jiwa nasionalisnya harus terjaga dengan baik, T Tekun, jiwa ketekunanannya untuk menjaga bangsa Indonesia kedepan, R Religius, punya keagamaan yang tinggi, santri bisa mewarnai masyarakatnya, bisa mewarnai bangsanya dengan nilai-nilai agama yang sangat luar biasa, dan yang terkahir I Inovasi, para lulusan-lusan santri bisa memberikan inovasi yang terbaik bagi masyarakat dan bangsa.
Hadir pada kegiatan tersebut Camat Medan Labuhan yang diwakili Kasi Kesejahteraan Sosial, Masyitah S.Sos, para pimpinan dan perwakilan Pondok pesantren baik itu Pesantren Birul Walidain, Pesantren Darul Ulum Al Munawarah, Jamiwatul Binoria dan Al Ikhwan serta perwakilan dari Lantamal I Belawan.
Laporan : arman zebua