P. SIANTAR (mimbarsumut.com) – Ada sebanyak 700 orang Relawan Anti Narkoba utusan setiap kelurahan yang dilantik beberapa waktu yang lalu di Universitas Simalungun diduga hanya “sandiwara” para stakeholder untuk membuang uang negara saja.
Untuk diketahui setiap kelurahan yang ada di Kota Pematangsiantar masing-masing ‘diperintahkan’ untuk mengirimkan utusan sebanyak 15 orang.
Namun amat disayangkan pasca pelantikan hanya Kelurahan Martoba dan Melayu saja yang memang benar-benar memiliki komitmen untuk memberantas peredaran Narkoba di Kota Pematangsiantar.
Hal ini diungkapkan Koordinator Gerakan Masyarakat Anti Prostitusi Narkoba dan Judi (Gemapronadi) Kota Pematangsiantar Choki Adi Berlan Batubara kepada wartawan di Kedai Kopi Bang Pendi Jalan H.O.S Cokroaminoto, Pematangsiantar, Jumat (28/07/2023).
“Kebanyakan relawan ecek – ecek saja yang diutus kemarin itu, terbukti kemarin saat Gemapronadi mengundang pihak kelurahan untuk mengirimkan relawannya berpartisipasi demo Anti Narkoba di Mapolres Pematang Siantar hanya Kelurahan Melayu dan Martoba saja yang mengirimkan utusan,” ungkap Choki.
“Sedangkan Kelurahan Sumber Jaya, Proklamasi, Dwikora, Bantan, Nagapita, Nagapitu, Simarito, Timbang Galung, Banjar tidak ada mengirimkan utusan. Kami menduga lurah-lurahnya ini tidak mendukung program pemberantasan narkoba karena kami melihat mereka sama sekali tidak perduli,” pungkas Choki.
Lebih lanjut Choki menduga para lurah – lurah tersebut saat diminta untuk mengirimkan utusan 15 orang kemarin yang di USI itu hanya sandiwara saja dan menurut keterangan beberapa sumber kebanyakan dari mereka adalah RT dan bukan memang orang yang benar-benar ingin menjadi Relawan Anti Narkoba.
“Indikasinya jelas, kebanyakan dari mereka RT dan menurut kami hanya ‘Sandiwara’ saja untuk menyenangkan atasan mereka untuk menunjukkan mereka mampu mengirimkan 15 orang utusan, dan itu hanya buang-buang uang negara saja,” Jelas Choki.
“Saya pikir Ibu Walikota Pematangsiantar dr. Hj. Susanti Dewayani SpA sudah bisa harus mengevaluasi kinerja lurah – lurah ini karena kami menilai mereka sama sekali tidak perduli terhadap pemberantasan Narkoba,” ucap Choki.
“Setiap relawan dapat rompi dan topi, sudah berapa uang itu yang dibuang. Padahal orangnya hanya formalitas saja, pasca dilantik tidak ada kerja mereka, tidak perduli terhadap narkoba juga, bahkan hanya diajak berdemo saja mereka tidak mau, bagaimana Narkoba di Pematangsiantar bisa tuntas kalau ditingkat paling bawah saja di tingkat kelurahan sudah tidak perduli dan tidak mendukung pemberantasan narkoba.
Padahal kalau memang mau serius, disetiap tingkat RT digalakkan dan digerakkan para Relawan itu minimal sudah bisa mempersempit ruang gerak para bandar narkoba itu, hancur negara ini kalau perangkatnya seperti ini. Narkoba itu musuh bersama, kita harus bantu pihak kepolisian memberantasnya,” tegas Choki.
Laporan : anton garingging