P. SIANTAR (mimbarsumut.com) – Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun kembali menggelar pertemuan penting pada Rabu, 28 Agustus 2024, di Hotel Sapadia, Pematangsiantar.
Pertemuan ini merupakan hari kedua dari rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan fasilitas kesehatan (faskes) swasta dalam program pengendalian dan penanggulangan Tuberkulosis (TBC). Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh berbagai perwakilan klinik swasta serta instansi terkait, termasuk perwakilan dari Dokkes Polres Simalungun.
Dalam pertemuan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun menyampaikan beberapa tutorial penting untuk memperkuat upaya penanggulangan TBC di daerah tersebut. Kepala Seksi Dokkes Polres Simalungun, dr. Sirovenesia Banjarnahor, yang turut hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari prioritas pemerintah untuk menekan angka prevalensi TBC, terutama di Kabupaten Simalungun. Menurutnya, keterlibatan aktif dari faskes swasta sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang lebih efektif dalam penanganan penyakit ini.
Kegiatan hari itu diawali dengan tutorial penggunaan aplikasi SITB (Sistem Informasi Tuberkulosis). Aplikasi ini didesain untuk membantu faskes swasta dalam melakukan pelaporan kasus TBC secara online, memungkinkan informasi yang lebih cepat dan akurat untuk dikumpulkan dan dianalisis oleh pihak berwenang. Selain itu, tutorial juga mencakup cara pengemasan dan pengiriman sampel pemeriksaan TBC yang benar, sebuah langkah penting untuk memastikan kualitas sampel tetap terjaga hingga tiba di laboratorium.
Selain aplikasi SITB, peserta juga dibekali dengan tutorial penggunaan aplikasi Sitrust, yang berfungsi untuk membantu faskes dalam melacak pasien, mengatur pengobatan, dan melaporkan tindak lanjut pengobatan TBC. Aplikasi Sitrust diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penanggulangan TBC di lapangan, memungkinkan faskes swasta untuk lebih berperan aktif dalam program ini.
Setelah penyampaian materi, dilakukan post test untuk mengevaluasi pemahaman peserta terhadap aplikasi dan prosedur yang telah diajarkan. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa semua peserta, termasuk dari Dokkes Polres Simalungun, dapat mengoperasikan aplikasi-aplikasi tersebut dengan baik dan memahami prosedur standar pengemasan dan pengiriman sampel TBC.
Dr. Sirovenesia Banjarnahor menekankan pentingnya kolaborasi antara faskes swasta dan puskesmas dalam program ini. Ia menjelaskan bahwa dengan adanya kerjasama yang baik, diharapkan upaya penanggulangan TBC di Kabupaten Simalungun dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sehingga kasus-kasus TBC dapat ditangani dengan lebih cepat dan tepat. Kolaborasi ini juga memungkinkan untuk mendeteksi lebih dini kasus-kasus baru TBC, yang sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Pada akhir pertemuan, dilakukan penutupan yang juga menjadi kesempatan untuk membahas rencana tindak lanjut dari kegiatan ini. Salah satu langkah konkret yang disepakati adalah setiap klinik swasta akan membuat Memorandum of Understanding (MOU) dengan puskesmas terdekat. MOU ini berisi kesepakatan kerjasama dalam hal pelacakan, pengobatan, hingga pelaporan kasus TBC secara berkala.
Lebih lanjut, setiap klinik swasta diharapkan untuk mandiri dalam pelacakan dan pengobatan kasus TBC serta pelaporannya melalui aplikasi SITB. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap pasien TBC mendapat penanganan yang tepat waktu sesuai dengan prosedur yang berlaku, serta untuk meningkatkan akurasi data pelaporan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun juga merencanakan visitasi rutin ke klinik-klinik swasta untuk memantau sejauh mana implementasi dari pelatihan ini diterapkan. Dengan adanya pengawasan langsung dari dinas, diharapkan klinik-klinik swasta dapat lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas mereka.
Pelatihan dan kerjasama yang terjalin melalui kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat sinergi antara sektor publik dan swasta dalam menangani masalah kesehatan masyarakat, khususnya TBC. Dengan sinergi yang baik, diharapkan target eliminasi TBC di Kabupaten Simalungun dapat tercapai lebih cepat.
TBC masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Simalungun.
Laporan : anton garingging