Pasca Banjir dan Longsor di Parapat, 50 Truk Kayu Ilegal Logging Dikabarkan Gagal Masuk ke Pematangsiantar

PEMATANGSIANTAR (MS) – Setelah terjadi banjir bandang dan longsor yang melanda kota wisata Parapat, Kamis (13/05/2021) kemarin, patit diduga karena perambahan hutan yang berada dikawasan Sitahoan Parapat.

Sebanyak puluhan kubik kayu dugaan hasil perambahan hutan di Sitahoan Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara untuk saat ini berdasarkan pengintaian warga, gagal masuk ke sejumlah pengusaha kayu di Pematangsiantar.

“Ada info kemarin, habis lebaran akan masuk 50 truk ke panglong Tionghoa itu,” ungkap salah seorang warga inisial HT kepada mimbarsumut.com, Selasa (17/5/2021).

Namun, karena ramainya pemberitaan oleh beberapa media terkait penyebab banjir bandang dan longsor yang melanda kota Parapat dipicu karena hilangnya pohon pohon besar di kawasan hutan Kecamatan Girsip, pengusaha kayu tersebut diduga takut diselidiki sumber asal usul kayunya.

Berdasarkan pengintaian, kata HT, dua pengusaha panglong di Pematangsiantar saat ini telah tutup. Diduga kedua panglong itu ikut terlibat penerima ilegal logging dari hutan Sitahoan.

“Tapi akibat diberitakan penyebab longsor di Parapat, Panglong Cina itu tutup. Pengusaha kayu yang tutup berada di Jalan Medan dan Tanjung Pinggir Pematangsiantar, ” terangnya.

Sebelumnya diberitakan, akibat banjir bandang yang melanda kota wisata Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut kemarin sore, tak sedikit pengguna media sosial berharap supaya pemerintah tidak segan segan mengusut dugaan perambahan hutan di wilayah konsesi destinasi pariwisata.

Pasalnya, banjir bandang yang telah melanda dan mencemari lingkungan di Danau Toba diduga dipicu efek dari perambahan hutan yang berada di kawasan Sitahoan Parapat. Menurut masyarakat dan juga netizen, eksekutor preman hutan bebas berkeliaran merambah hutan di Simalungun.

“Pak Bupati, Pak Kapolda Pak Kapolres, usut dan tangkap perambah hutan di Simalungun. Banjir di Parapat akibat perambahan hutan mulai dari Sitahoan. Sianak anak tiap malam kayunya masuk ke Siantar kilang di pondok sayur Jalan Asahan. Sudah terlampau bebas dia habisi hutan di Simalungun,” pinta Saragih salah satu netizen.

Eksekutor perambah hutan di Simalungun mengeksekusi hutan menggunakan derek untuk menarik kayu dari jurang pada malam hari.

Rinaldi Hutajulu selaku Koordinator NGO.Sumatera Forest saat dimintai tanggapannya terkait bencana banjir bandang yang melanda kotai wisata Parapat diduga dipicu hilangnya pohon pohon besar di wilayah atas bukit Sitahoan yang diduga dilakukan oleh perambah hutan.

Ia meminta APH dan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) UPT KPH 11 Pematangsiantar yang punya wilayah kerja untuk mengusut tuntas siapa dalang dibalik aksi pembalakan liar di bukit Sitahoan Parapat tersebut .

Terpisah Kanit Tipidter Polres Simalungun Ipda Bayu mahardika menyampaikan, bersama UPT KPH 11 Pematangsiantar selaku punya wilayah kerja, akan lidik ke lokasi hal apa yang menyebab terjadinya banjir.

Namun, saat ini pihaknya masih membantu masyarakat yang terdampak banjir, memperlancar lalu lintas yang sempat terputus karena tertimbun material agar mobilisasi ekonomi tetap berjalan, imbuh Bayu.

Laporan : tim

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed