* Hasan Damanik Wartawan Senior Yang Masih Bertahan
Bagi insan pers di Kota Tebing Tinggi nama Hasan Damanik sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Disamping orangnya yang suka menyuarakan kritikan, belia4u juga merupakan salah satu jurnalis senior yang masih bertahan di Kota Tebing Tinggi.
Pria kelahiran 75 tahun yang lalu ini, tepatnya lahir pada 22 Agustus 1947, memulai karirnya sebagai jurnalis di tahun 1980-an.
Dari kawan-kawan seangkatannya, semua sudah banyak yang meninggal dunia, hanya Hasan Damanik dan A.H.Kartono yang masih bertahan hingga kini. Namun Hasan Damanik lah, yang tetap bertahan sebagai wartawan.
Pemegang kartu PWI seumur hidup ini, tetap melaksanakan tugas jurnalistiknya. Kini dirinya berpredikat dan menulis sebagai wartawan di Harian Realitas hingga saat ini.
Selama kurun waktu itu, berbagai media pernah di pegangnya. Diantaranya mantan wartawan Mingguan Taruna Baru, Harian Angkatan Bersenjata (Medan), Harian Bukit Barisan, Harian Garuda, Harian Barisan Baru, dan Harian Sumatera.
Hasan Damanik yang juga di panggil para juniornya sebagai Kolonel Hasdam ini, tidak ada kata pensiun baginya untuk menulis. Usia tidak menghalanginya, walaupun rambut sudah memutih penuh uban, tetapi daya ingatnya masih kuat dan penampilannya pun, tetap menunjukkan sebagai seorang jurnalis yang elegan.
Pada 9 Februari 2023 ini, kita akan memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang akan di pusatkan di Sumatera Utara (Medan) sebagai tuan rumah.
HPN merupakan menjadi satu-satunya ajang silaturahmi nasional terbesar bagi para wartawan.
“Mari kita sukseskan HPN ini, sebagai hari kebesaran kita para Jurnalis, untuk meningkatkan kualitas jurnalistiknya yang lebih profesional serta dalam menjalankan fungsi Pers”, ujar Hasan Damanik.
Selamat Hari Pers Nasional, Pers Yang Bebas, Demokrasi dan Bermartabat, tutup Hasan Damanik singkat.
Melirik Jurnalis di Kota Tebing Tinggi
Perkembangan jurnalis di Kota Tebing Tinggi dari masa ke masa terus berkembang.
Almarhum Ibrahim.SH, sebelum meninggal dunia beberapa tahun yang lalu pernah berbincang kepada penulis, tentang jurnalis di Kota Tebing Tinggi.
Bahwa di tahun 60-an, 70-an dan 80-an, pertumbuhan media cetak belumlah semaju sekarang ini. Awalnya Koran terbitan Medan, dengan system cetak letter-pres kemudian menyusul cetak offset.
Tercatat ada beberapa Koran terbitan Medan yang beredar di Kota Tebingtinggi, diantaranya, Waspada, Mimbar Umum, Api Pancasila, Mercu Suar, Nusa Putera, Bukit Barisan, Angkatan Bersenjata, Bendera Revolusi dan meberapa Mingguan. Jurnalis di Kota Tebing Tinggi-pun, hanya beberapa orang saja, dan bisa dikatakan sebagai generasi perintis atau pelopor, katanya.
Karena hanya ada sekitar 6 orang, yakni Poniran, Nukman Hafani, Muhammad Rasyid, Ibrahim, Achmad Saidi, Sutan Nasution serta fotografer Abdul Muthalib, terangnya.
Juga dikatakan almarhum Ibrahim, bahwa organisasi Pers di Kota Tebing Tinggi pertama dibentuk pada tahun 60-an yaitu Persatuan Karyawan Pers (Perkapress), kemudian berganti nama Ikatan Juruwarta, yang berkantor di Press Room-Balai Umum dimasa Walikota Kantor Tarigan dan Ketua DPRD GR Hadiran Ulung. Dua jurnalis tua dari Sei Rampah Nasri Ellis dan M.Syafii Harahap bergabung ke Tebing Tinggi. Organisasi Pers ini diketuai oleh Nukman Hanafi dan sekretaris Ibrahim, akunya.
Untuk diketahui almarhum Ibrahim di masa mudanya, menjalani berbagai profesi, diantaranya sebagai Jupen (juru penerangan) Ka.Siaran Radio Pemda, Ancupen Pramuka, Pengacara, Pamong (Guru) serta Seniman Music.
Perkembangan wartawan pada saat itu sangat lambat, bahkan sedikit orang yang ingin menjadi jurnalis untuk menjalankan control sosial.
Perjalan waktu terasa begitu cepat, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahunpun berganti tahun. Para jurnalis di tahun 1960-an itu tidak bertambah, bahkan kini semuanya sudah berpulang ke rahmatullah.
Hasan Damanik salah seorang wartawan senior di Kota Tebing Tinggii di era tahun 1980-an yang masih bertahan, juga mengisahkan kepada penulis tentang perkembangan Jurnalis di Kota Tebing Tinggi dari tahun ke tahunnya.
Jurnalis yang muncul di era tahun 1970-an, menurut Hasan Damanik juga sangat sedikit. Hanya ada beberapa nama, yakni Muin Sianturi, Cornel Purba, H.B.Aruan, Bejo, Misran, Sutan Nasution, Rasyid, dan Adnan Ingah Panjaitan. Dan juga mereka-mereka inipun semuanya sudah menghadap sang khaliknya.
Regenerasi Jurnalis juga terus berjalan, dan memasuki era di tahun 1980-an, muncul nama-nama wartawan namun tidak begitu banyak, kata Hasan Damanik. Diantaranya, dirinya sendiri (Hasan Damanik-red), Baktiar Amir, Amril Harahap, Normal.ZA, A.H.Kartono, Bahrum Harahap, Hasan Basri, Sukirman Hartono, Zikri Sikumbang , P. Manurung, Purwanto, Gabriel Sitorus, dan Ferdinan Rudianto Sitorus.
Sedang memasuki tahun 1990-an, muncul nama-nama Amir Hamzah (Nonong), Aswin Harahap, Azman Marasehat Harahap, Dani Elison,
Chaidir Chandra, Suhartoyo Sulur, Kadir, Rudi Siregar, J.Pakpahan, Jekson Sihombing, Supri Hunter, Samsudin Silitonga, Solo Silalahi, , dan B.Siagian.
“Banyak suka dukanya jadi wartawan di zaman Orde Baru”, kata Hasan Damanik.
Namun begitu, lanjut Hasan, kami terus menjalan tugas-tugas jurnalistik dengan tetap semangat, dan minat orang untuk menjadi wartawan pun, juga sangat kurang atau sedikit, jelas Hasan Damanik.
Di era tahun 1995 hingga tahun 2000, mulailah muncul minat untuk menjadi wartawan dari kalangan generasi. muda, itupun tidak banyak, seperti, Mahyan Zuhri, Zulfan Kurniawan, Ruben Sembiring, Rg.Sonang Harahap, Ibnu Saut Sihombing, B A.Ritonang, Eko Syahputra, Abdul Hakim Batubara, Jonson Sembiring, Damiri Surbakti, dan Junjungan Saragih.
Dan setelah reformasi yakni di tahun 2000 hingga tahun 2005, minat untuk menjadi jurnalis terus bertambah, seperti Suwarno Arifin, Ismail Batubara
Selamet Riyadi, Efendi Lubis, Bakti Wijaya Hasibuan, Alamsyah Hasibuan, Azwar Prahma, Edwin Dani, Berlin.A.Situmorang, Edi Hartono, Abdul Khalik, Norman, F.Pangabean, Ali Yustono,
M.Idris Sitorus, dan
Abdul Sani Hasibuan.
Selanjutnya 2006 hingga tahun , yaknu 2010, Ridwan Napitupulu, M.Sofian, Tavif Nasutioin, Sapta Nugraha Isa, daan yaang lainnya, begitulah seterusnya hingga tahun-tahun berikutnya.
Bermunculan para jurnalis-jurnalis muda seiring dengan terus berkembangnya media. Hingga di era milenial ini, jumlah wartawan di Kota Tebing Tinggi terus meningkat, jelas Hasan Damanik.
Sejalan dengan perkembangan zaman, saat ini, informasi dan komunikasi terus berkembang pesat, super modern. Jurnalis-jurnalis muda dan energik yang mempunyai dasar ilmu pegetahun yang tinggi, menggantikan generasi dulu yang sudah tua, ujar Hasan Damanik. (*Zulfan Kurniawan).
Lsporan : Red.