SERGAI (MS) – Diduga akibat pencemaran air sungai Bedagai karena banyaknya bangkai babi, membuat para pedagang dan nelayan tradisionil dalam sepekan ini berkurang omset penjualannya.
Masyarakat Tanjung Beringin Kab. Sergai yang semula suka mengkonsumsi ikan, baik itu dari laut maupun ikan air tawar (muara) yang terdapat di sungai Bedagai dan laut di Kec. Tanjung Beringin kurang diminati warga.
Pasalnya, warga takut mengkonsumsi ikan yang diduga sudah kena virus akibat bangkai babi yang berserakan di sepanjang sungai Bedagai dan laut Tanjung Beringin dan sekitarnya.
Syaiful Hidayat (45) salah satu pedagang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) mengatakan, sejak adanya bangkai babi yang hanyut mengapung di sungai Bedagai omset penjualan drastis menurun.
Minat masyarakat untuk makan ikan sudah berkurang, lantaran masyarakat merasa jijik dan alergi karena adanya bangkai babi yang banyak mengapung disungai.
Mungkin itu salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan, keluhnya.
Sementara M Yusuf Pulungan (52) salah satu nelayan tradisionil asal Bedagai, yang kesehariannya menjaring ikan dan udang di sekitar sungai dan tepian laut mengatakan, memang sejak adanya bangkai babi yang mengapung di sungai Bedagai omset penjualan berkurang.
Jadi saya mewakili rekan-rekan nelayan tradisionil Tanjung Beringin, berharap kepada pihak pemerintah Kab. Sergai agar serius menangani kasus bangkai babi yang mengapung di sungai Bedagai.
Bila perlu beri sangsi yang sepantasnya kepada pihak peternak babi yang kedapatan melanggar aturan dan jangan semena-mena membuang ternak mereka yang mati di sungai, harap M Yusuf.
Ditempat terpisah, kiki (42) salah satu pedagang ikan keliling asal Kec. Sei Rampah, mengatakan, omset penjualan ikan yang dijual ke pelosok – pelosok kampung juga drastis menurun.
Masyarakat sudah tidak minat lagi mau beli ikan karena mendengar banyaknya bangkai babi yang mengapung di sungai, jadi masyarakat menganggap ikan yang dijual sudah mengandung virus babi, sebutnya kepada Mimbar Sumut. Com, Selasa (12/11).
Laporan : Tris