SERGAI (mimbarsumut.com) – Kepala Desa Bagan Kuala Safril dan masyarakat secara gotong royong bekerja dari pagi hingga sore selama tiga hari belakangan ini di bibir Pantai Merdeka memasukan pasir putih ke dalam goni berukuran 30 kg dan 50 kg.
Goni yang sudah berisi Pasir Putih tersebut disusun dengan rapi di bibir Pantai Merdeka. Terlihat goni yang disusun tersebut mencapai ribuan banyaknya. “Pembangunan pemecah ombak terbuat dari pasir yang mirip dengan “Benteng Perang” tersebut kata Safril, Minggu (27/10/2024) sekira pukul 10.00 WIB.
Benteng pasir itu sebagai antisipasi serangan ombak besar yang datangnya dari laut pada waktu lagi nyenyak-nyenyak masyarakat tidur antara pukul 01.00 – 03.00 WIB.
Hempasan ombak laut tersebut dapat merusak rumah masyarakat yang berdiri dekat bibir Pantai Merdeka dan tingginya mencapai 2 meter. Peristiwa tersebut telah berulang kali dialami masyarakat dan menimbulkan trauma cukup mendalam.
“Sebagai antisipasi dan pelindung, maka saya mengajak masyarakat membangun pemecah ombak dengan sederhana saja terbuat dari ribuan goni yang berisi pasir,” ujarnya.
Ia berharap bangunan ini mampu menghadang datangnya ombak besar dari laut sabagai melindungi rumah masyarakat. Dengan adanya bangunan pemecah ombak ini sebutnya, diharapkan masyarakat merasa nyaman dan tenang bisa tidur nyenyak. Selanjutnya, ia menghimbau masyarakat tetap berjaga – jaga juga, ucap Safril.
Sementara M. Yakub salah seorang warga Desa Bagan Kuala menuturkan, ombak besar dari laut itu sangat menakutkan dan tiap malam Hempasan ombak besar itu mengeluarkan suara mirip seperti suara datangnya Tsunami. Nah, kondisi itu yang membuat masyarakat tidak enak makan dan tidur tiap malam. Disamping itu, katanya, kalau sudah musim ombak besar banyak nelayan tidak melaut.
Masyarakat Desa Bagan Kuala sangat berharap adanya bantuan dari Pemerintah Pusat, Propinsi dan daerah untuk segera melakukan pemindahan terhadap rumah masyarakat sebelum menimbulkan korban jiwa. Terkadang sangat menyedihkan, Pemerintah kita ini biasanya sibuk datang jika sudah terjadi peristiwa hebat atau bencana dahsyat. Datangnya itu tidak lain tidak bukan hanya membawa bantuan sembako doang dan habis itu pulang.
“Tapi yang baik itu, pemerintah lakukan antisipasi sebelum timbulnya bencana yang luar biasa yang menelan korban jiwa dan kerusakan terhadap rumah masyarakat. Jangan bencana alam dijadikan sebagai kegiatan seremonial saja oleh Pemerintah Pusat, Propinsi dan daerah, hanya datang bawa bantuan dan dipublikasi oleh banyak media doang.
“Andai banyak uang masyarakat di desa ini, saya rasa tidak perlu nunggu bantuan dari pemerintah dan dari sejak 10 tahun yang lalu sudah pindah,” ujar Yakub.
Tapi, rata-rata yang mendirikan rumah di pinggir Pantai Merdeka itu nasibnya sama dengan saya, hanya lepas makan sehari saja penghasilannya. Dan kondisi perekonomian masyarakat Desa Bagan Kuala sangat memperihatinkan, sebab mayoritas mata pencarian masyarakat sebagai nelayan yang terkadang membawa pulang hasil dan terkadang kosong.
Laporan : napit