Solar Langka, Ratusan Nelayan Teluk Mengkudu Tidak Melaut

Sampan motor yang enggan melaut terparkir di pinggir sungai 

SERGAI (mimbarsumut.com) – Ratusan nelayan di Desa Sialang Buah dan Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), tidak melaut. Para nelayan itu terpaksa memarkirkan sampan motornya di sungai, dikarenakan harga minyak solar melambung tinggi dan langka.

Di lokasi, menurut salah seorang nelayan yang berdomisili di Dusun II Kampung Mulia Taiwan Desa Sialang Buah, semenjak harga minyak aolar naik dari Rp 7.000 menjadi Rp 10.000/liter, ini terjadi sejak tiga hari sebelum memasuki Bulan Suci Ramadhan 1444 H, para nelayan yang tidak melaut diperkirakan mencapai 150 unit Kapal motor.

“Sungguh berat jadinya beban kami nelayan ini, biaya modal pergi melaut yang dikeluarkan dengan pendapatan hasil dari melaut sudah tidak sesuai lagi alias lebih besar biaya melaut dari pada hasil yang dibawa pulang. Jika kondisi ini terus berlangsung, bisa-bisa anak dan istri terancam tidak makan,” ungkap warga. Selasa (4/4/2023) .

Ia berharap pemerintah pusat dan daerah dapat memperhatikan kesulitan dan derita nelayan tradisional ini dan segera menurunkan kembali harga minyak solar, jangan lagi para nelayan ini sulit untuk memperoleh minyak solar.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Syamsul Bahri, nelayan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu. Memang kelangkaan dan tingginya harga minyak solar menjadi penyebab puluhan nelayan ini desa ini tidak melaut lagi.

Diperkirakan ada 50 unit Kapal Motor yang sudah tidak mampu lagi pergi melaut dan parkirkan kapal motornya.

Para nelayan di Desa Sentang ini sangat mengharapkan adanya tindaklanjut keluhan para nelayan. Jangan biarkan derita para nelayan ini untuk mencari nafkah.

“Tolonglah kami masyarakat kecil ini, jangan biarkan anak-anak kami yang masih sekolah menjadi putus sekolah, dikarenakan ayahnya tak lagi mampu cari nafkah di laut. Tolong turunkan segera minyak solar pak Bupati Sergai. Bantulah kami yang susah ini,” ungkap Syamsul dengan nada sedih.

Laporan : Sutrisno

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed