SIMALUNGUN (mimbarsumut.com) – Bencana banjir bandang yang terjadi medio Desember lalu di Binanga Bolon Nagori Purba Pasir Kec. Haranggaol Horisan, Kab. Simalungun, kini meninggalkan misteri.
Disebut – sebut Banjir Bandang penuh tanda tanya dan menghentak perhatian seluruh warga Simalungun. Bagaimana tidak, bencana tersebut telah memporak porandakan tulang belulang 23 kuburan warga.
Banjir bandang yang penuh misteri tersebut telah meluluhlatakkan 23 kuburan sehingga tulang belulangnya tertimbun tanah longsor dan hanyut ke Danau Toba.
Bukan hanya itu saja, perladangan juga longsor porak poranda dan dua unit rumah warga, jembatan penghubung antar Dusun juga terseret banjir bandang.
Pemkab Simalungun, tanpa selidik memvonis bahwa kejadian bencana itu murni banjir bandang. Terbukti, sudah hampir 4 bulan berlangsung, misteri yang dimaksud tidak pernah dilakukan penyelidikan oleh dinas terkait apa sebab musabab hingga banjir bandang terjadi.
Padahal menurut keterangan warga sekitar penduduk setempat saat kejadian itu tidak ada curah hujan, angin puting beliung dan gempa. Hari cukup cerah tanpa mendung ucap Henri. Dens Simarmata tim dari Iwaras (Ikatan Wartawan Simalungu) kepada awak media, Kamis (11/04/2024).
“Pada hal baru kali ini terjadi di bumi ini di daerah pegunungan ada banjir bandang tanpa hujan, aneh ,” tutur Henri Dens Simarmata SH yang juga Devisi Bukum Iwaras.
Seharusnya, kata Henri dens, Pemkab Simalungun melalui dinas terkait menyelidiki apa yang terjadi, kok bisa banjir bandang tanpa sebab atau hujan deras,” ujar Simarmata dengan nada balik bertanya. Tapi nyatanya mereka
bungkam dan seakan tak penting sebab musabab banjir bandang yang terjadi.
Mungkin kalau di pertanyakan ke pihak
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bencana terjadi karena banjir bandang. Mungkin alasan nya adanya penyempitan badan sungai yang terpantau berdasarkan survey udara”jelasnya.
Ditambahkan lagi
bahwa
Kabupaten simalungun memiliki grafik kejadian tanah longsor sangat tinggi karena berada pada kontur berbukit. Secara geografis, Kabupaten simalungun terletak di kawasan yang dikelilingi perbukitan dengan kecuraman cukup tinggi. Daerah perbukitan .
Yang harus dijaga agar daerah resapan air di hulu dan daerah aliran sungai yang terkonservasi dengan baik sehingga mengurangi risiko bencana banjir. Selain intensitas hujan yang tinggi, tutupan lahan hijau di daerah hulu semakin berkurang. Dari citra satelit daerah resapan air makin berkurang. BNPB Kabupaten Simalungun mendukung program pemerintah daerah dalam upaya penghijauan kembali.
Berkaca dari bencana banjir yang terjadi di Kabupaten simalungun Tim Iwaras mencoba melakukan analisa secara hukum dan aspek lainnya untuk dapat memberikan pendapat dalam rangka investigasi risiko bencana banjir dimaksud.
Berdasarkan pengamatan tim Iwaras atas pendapat beberapa sumber dari penduduk setempat yang menyatakan, menyaksikan bahwa penyebab banjir bandang yang terjadi di dusun Binangabolon itu, sangat bertolak belakang dengan penelitian Dinas terkait (BNPB) Simalungun.
Penduduk setempat melihat adanya bangunan bendungan (tanggul) di sungai Binanga Bolon yang dibangun oleh Jamson Damanik (UD.Damanik) warga Nagori Purba Tongah, Kec Purba, bahwa sebelum jebolnya bangunan tanggul tersebut warga Purba Tongah sebanyak 54 KK sudah keberatan atas bangunan bendungan Jamson Damanik (UD Damanik) karena dampak dari bendungan tersebut merendam perladangan 54 KK warga Purba Tongah yang kedalamannya lebih kurang 8 meter atau volume debit air bendungan sekitar ratusan juta kubik.
Selanjutnya, warga menekankan somasi kepada UD.Damanik. seraya mengancam apa bila UD Damanik tidak mengindahkannya , maka warga akan ramai ramai mengadukannya ke Polres Simalungun.
Ancaman tersebut membuat UD. Damanik ciut dan berjanji akan membenahi bendungan tersebut dan segera menambahi pipa pembuangan air. 2 minggu kemudian air pun surut.
Naas, tepat 20/12/2023 pukul 17 .00 WIB tanggul jebol dan longsor sehingga menimbulkan banjir bandang. Kuat dugaan akibat kesalahan tekhnis bangunan bendungan, membuat terjadinya banjir bandang yang memporak porandakan kuburan warga dan persawahan sekitarnya.
Laporan : anton garingging