SIMALUNGUN (MS) – Wakil Sekretaris DPD PIKI (Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia) Jarusdin Saragih S.Sos, meminta masyarakat Simalungun jangan sampai ‘tersesat’ dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Simalungun yang akan dihelat 9 Desember 2020.
Permintaan ini disampaikan Jarusdin kepada mimbarsumut.com, Senin (26/10) menyikapi perkembangan dinamika Pemilukada Simalungun khususnya menjelang pemungutan suara yang tinggal 44 hari lagi.
Saat ini lanjutnya, berbagai cara dilakukan calon bupati dan wakil bupati maupun timnya untuk mendekati masyarakat yang mempunyai hak pilih.
“Ada calon dan tim kampanye mengundang tokoh desa / kampung untuk sosialisasi, namun ketika usai menghadiri undangan diberikan uang bervariasi tergantung kepiawaan tokoh tersebut,” paparnya.
Menurut Jarusdin Saragih, dalam mengantisipasi pelanggaran yang akan terjadi pada Pemilukada Simalungun, sangat diharapkan peran dan tugas Bawaslu maupun Panwaslu untuk mengawasinya.
“Kita sangat berharap, jangan sampai Bawaslu maupun Panwaslu ikut menjadi peserta dalam setiap kegiatan pasangan bupati / wakil bupati dan tim sukses serta tim kampanye.
Tapi, sebaiknya Bawaslu dan Panwaslu bisa menjadi ‘wasit’ yang memberikan kartu kuning atau merah kepada setiap pasangan bupati yang melakukan pelanggaran,” tegas Jarusdin Saragih usai menjalani satu kecamatan di Haranggaol Simalungun Sumut.
Menyikapi perkembangan Pemilukada Simalungun yang terjadi saat ini, Jarusdin meminta agar masyarakat harus pintar memilih calon bupati dan wakil bupati Simalungun, jangan memilih pasangan hanya karena diberikan uang.
“Pilih lah pasangan calon sesuai hati nurani masing – masing, lihat visi – misinya untuk membangun Kab. Simalungun dan track record pasangan calon. Jangan mau lagi masyarakat diiming – imingi dengan janji janji, ” ujar Jarusdin.
Masyarakat pemilih harus extra jeli sebab ini untuk masa depan Simalungun kelak ,tentukan pilihan kepemimpin visioner dan berkarakter membangun dengan dilandasi falsafah Simalungun “Siparutang do Ahu bani Simalungun dalam artian mendalam punya tanggung jawab besar untuk tentukan arah Simalungun ke depan” .
Jika ada memberi uang silahkan ambil tapi jangan dipilih orangnya sebab bisa dipastikan calon pemimpin tadi tidak terbebani atau berhutang politik kepada masyarakat sebab dia sudah merasa membayar lunas kewajibannya melalui ‘money pilitik’ tersebut.
Saat ini kita tidak kehilangan tokoh pemimpin di sini masih ada calon yang berniat jujur untuk membangun Simalungun.
Peran masyarakat / lembaga dan pers sangat dibutuhkan untuk menunjang jalannya demokrasi Pilkada Simalungun secara demokratis dan LUBER, papar Jarusdin Saragih yang juga tokoh pemerhati Simalungun yang aktif diberbagai bidang organisasi.
Laporan : Anton Gatinging