SIMALUNGUN (mimbarsumut.com) – Dalam acara Konsolidasi Nasional (Konsolnas) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat pada 19-20 Agustus 2024, terdapat satu hal yang cukup menyita perhatian masyarakat, khususnya masyarakat Simalungun.
Ketua KPU Simalungun bersama Komisioner terlihat tidak mengenakan pakaian adat Simalungun. Tindakan Ketua KPU Simalungun ini menuai kritik dari berbagai kalangan.
Pakaian adat sering kali dianggap sebagai representasi kebudayaan dan identitas suatu daerah. Tidak hanya sebagai simbol estetika, tetapi juga sebagai lambang kebanggaan dan warisan budaya yang harus dijaga.
Namun, absennya pakaian adat Simalungun dalam acara penting seperti Konsolnas menimbulkan pertanyaan tentang komitmen KPU Simalungun dalam menjaga dan mempromosikan identitas kultural daerah.
“Kehadiran pakaian adat dalam acara resmi, khususnya yang diselenggarakan oleh lembaga negara seperti KPU, seharusnya menjadi sebuah keharusan. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya lokal,” ujar salah satu tokoh masyarakat Simalungun yang tidak ingin disebutkan namanya.
Ia menambahkan, “Dengan menggunakan pakaian adat Toba dan tidak mengenakan pakaian adat Simalungun, KPU Simalungun yang mewakili dari Simalungun seolah-olah mengabaikan kearifan lokal.
Sementara itu, beberapa pihak berpendapat bahwa keputusan KPU untuk tidak menggunakan pakaian adat Simalungun mungkin didasarkan pada pertimbangan praktis atau efisiensi.
Namun, dalam hal ini masyarakat Simalungun yang merasa kecewa bahwa identitas kultural Simalungun seharusnya tetap diangkat, apalagi dalam acara Nasional yang dihadiri oleh berbagai pihak dari luar daerah.
Lebih lanjut, kritik juga datang dari aktivis budaya Jaserman Saragih yang menilai bahwa absennya pakaian adat Simalungun dalam acara ini bisa diartikan sebagai sebuah bentuk penurunan nilai-nilai budaya Simalungun di Jika lembaga sebesar KPU saja tidak menampilkan identitas budaya lokal dalam acara nasional, maka bagaimana kita bisa berharap generasi muda akan menghargai dan melestarikan budaya kita?” ini merupakan pelecehan terhadap budaya Simalungun, tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, KNPI Simalungun akan turun ke jalan untuk mengutuk keras atas penistaan terhadap Budaya Simalungun.
KPU Simalungun memberikan tanggapannya lewat watshap bahwasanya itu dresscode dari propinsi sumatera Utara tutur Ketua KPU Simalungun Septian Johan, Rabu (21/08/2024).
Namun, masyarakat berharap agar ke depannya, KPU Simalungun dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya lebih memperhatikan aspek-aspek kultural dalam setiap acara yang mereka selenggarakan, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian budaya lokal dan menjunjung kearifan lokal.
Laporan : anton garingging