SIMALUNGUN (MS) – Lilis Daulay merasa gerah namanya dikait – kaitkan dengan musibah banjir bandang di kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun.
Pengusaha kayu asal Kota Pematangsiantar ini mengaku memiliki lahan di kawasan Sitahoan, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, namun dia sangat keberatan jika jika namanya dikait – kaitkan sebagai penyebab banjir di kota wisata Parapat.
Dia menjelaskan bahwa tanah miliknya di kawasan Sitahoan sama sekali tidak berada di kawasan hutan lindung.
“Jadi, wajar kan saya mengelola tanah saya,” kata Lilis, Rabu (19/5/2021).
Lilis menerangkan, posisi lahannya itu dikelilingi gunung dan berbentuk bagaikan kuali.
“Posisi tanah saya itu di dataran rendah yang dibentengi gunung-gunung. Jadi, tidak akan mungkin airnya melompat ke Parapat,” kata Lilis Daulay.
Lilis juga mengatakan bahwa lahan miliknya bukan digunakan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk ketahanan pangan dan membuka lapangan pekerjaan.
Bahkan, Lilis mengklaim ke depan, lahan miliknya itu termasuk dalam titik rest area untuk jalan Tol Medan – Parapat.
Oleh sebab itu, Lilis menegaskan, jika dia akan mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang sengaja mencemarkan nama baiknya dalam musibah banjir kota Parapat.
Sekadar diketahui bahwa musibah banjir bandang di Kota Wisata Parapat hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di tengah publik, terkhusus di media sosial (medsos) Facebook juga di berbagai media online / cetak.
Penebangan pohon di kawasan Bukit Sitahoan, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, disebut menjadi penyebab utama terjadinya banjir.
Dan, nama Lilis Daulay, pun mencuat sebagai dalang dari aktivitas penebangan pohon di perbukitan kawasan Sitahoan tersebut.
Laporan : Tim