Sekilas Mengenang Pangulu Damak Tambah Tuah Saragih

RAGAM, Simalungun432 views

SIMALUNGUN (mimbarsumut com) – Tambah Tuah Saragih, atau lebih akrab dipanggil Oppung memang tergolong tokoh sakti Simalungun yang tersohor. Namanya justru berkibar di luar tempat kelahirannya hingga mendunia.

Di Sumatera Utara, pernah muncul ‘guyon’ ada dua Pangdam yang masing–masing  mempunyai markas berbeda. Yang satu di Kodam Bukit Barisan Medan, yang satunya di Dusun Damak, Desa Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Tapi harap dicermati. Pangdam yang bertempat tinggal di Dusun Damak ini hanyalah sebutan populer bagi orang sipil yang bernama Tambah Tuah Saragih (74). Pangulu artinya kepala desa, sedang Damak adalah nama dari sebuah dusun yang menjadi bagian dari Desa Sondi Raya, tempat kelahiran dan kediamannya. Pada masa itu Tambah Tuah Saragih memang kepala desa Sondi Raya periode 1946 – 1976. Sebagai mantan pangulu, kepopulerannya kerap dihubungkan dengan cerita-cerita mistik atau supranatural berbau gaib yang selalu jadi bahan pembicaraan hangat di tengah masyarakat.

Coba anda bayangkan. Misalnya, ia pernah digunjingkan mampu menggetarkan markas polisi Si­malungun karena marah melihat perilaku polisi yang asal main tangkap warganya. Yang lebih dahsyat lagi ketika beredar cerita bahwa ia mampu menarik mobil yang jatuh ke jurang hanya dengan menggunakan seutas tali benang” kenang Saragih menceritakan ketika awak media sambangi dusun Damak, Jumat (29/03/2024).

Percaya atau tidak, kepada Oppung, begitu panggilan akrabnya, menuturkan pengalamannya membantu menarik traktor seberat 12 ton yang terjerembab di lumpur. Alat derek sudah dicoba berkali-kali menarik tapi toh gagal. Pada masa itu Bupati Simalungun adalah Rajamin Purba, akhirnya datang meminta bantuan kepadanya.

Ketika itu, akan ada rombongan menteri yang hendak melewati jalan tersebut. Jadi soal mesin traktor yang terjerembab, jelas bukan pemandangan yang pantas disuguhkan untuk kedatangan tamu yang terhormat. Si Oppung, waktu itu hanya men­jawab: “Besok pukul sebelas sudah bisa dipindah traktor itu,” kata opung Tambah Tuah.

Pada malam hari sebelum ke lokasi “Aku berdoa khusuk. Aku bilang, jangan bikin malu aku Tuhan, sebab aku sudah janji sama bupati,”.ujar opung , kenang Saragih cucu opung menceritakan ke awak media.

Esok paginya, dihadapan warga ban­yak orang kampung dan tentara, Oppung pun turun ke lokasi. Sebelum ‘mendemonstrasikan’ kekuatannya, ia pun berdoa. Dan ajaib, selesai berdoa, ketika kakinya menjejak ke tanah berlumpur, pundaknya ditempelkan di traktor dan tangannya menolak traktor itu, maka perlahan traktor itu mulai bergeser. Sorak-sorai warga pun bergemuruh dan kagum dari orang-orang yang menonton.

Peristiwa itu sempat diabadikan oleh seorang wartawan harian lokal melalui jepretan kameranya . Hanya sayang hasil jepretan itu sama sekali kosong ketika dicetak” kenang Saragih cucu dari Oppung Tambah Tuah.

Yang pasti, setiap ada pergantian pejabat baru di Simalungun, mulai dari tingkat camat, komandan korem, walikota sampai bupati, si Oppung biasanya jadi sibuk meladeni mereka.   Ternyata sebagai tokoh Simalungun yang langka, si Oppung masih suka dimintai ‘restu’ oleh mereka. Tak heran jika rumahnya di dusun Damak pun berpenampilan seperti rumah pe­jabat ramai dan sesak dikunjungi orang. Maklum, tamunya juga bukan sembarangan tamu.

Ia juga kerap didatangi orang orang menderita sakit. “Semua yang sakit, punya masalah keluarga, masalah kerja juga banyak yang lainnya.

Walaupun oppung telah tiada namun saat ini masih banyak yang menceritakan kepiawaan beliau ,Opung Tambah Tuah Saragih (Pangulu Damak) mempunyai 6 orang anak, 1 laki laki dan 5 perempuan dan semuanya sudah berkeluarga.

laporan : anton garingging

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed