TEBINGTINGGI (MS) – Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, cara yang paling tepat mempedomani Falsafah ‘Poda Na Lima’.
Hal ini dikatakan Politisi Partai Golkar Sumut, Pahala Sitorus kepada Mimbar Sumut Online, Minggu (5/4).
“Falsafah ini cara tepat untuk mencegah penyebaran Covid-19,” sebutnya.
Adapun Falsafah, nasihat atau petuah yang terdiri dari 5 unsur yakni ‘Paias Rohamu’ (Bersihkan Jiwamu), ‘Paias Pamatangmu’ (Bersihkan Badanmu), ‘Paias Parabitonmu’ (Bersihkan Pakaianmu), ‘Paias Bagasmu” (Bersihkan Rumahmu), ‘Paias Pakaranganmu’ (Bersihkan Lingkunganmu).
“Nasihat atau petuah ini sudah ada sejak adanya suku Angkola dan suku Mandailing dan telah diterapkan dalam kehidupan sehari hari di tengah – tengah masyarakat. Poda na lima mempunyai makna yang luas, baik lahir dan batin mewujudkan ketentraman jiwa, kesehatan tubuh dan kesehatan lingkungan,” jelas Pahala.
Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah, baik pusat maupun pemerintah daerah untuk mengangkat dan mensosialisasikan ‘Falsafah Poda Na Lima menjadi semboyan untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025 dan memutus mata rantai Covid-19 yang mewabah saat ini.
Dalam menanggulangi dan memutus mata rantai Covid-19 belum dilakukan secara utuh. Penerapan cuci tangan harus dibarengi dengan gerakan kebersihan lingkungan. Ini bahagian dari Falsafah ‘Poda na lima’ sehingga pencegahan dan penanggulangan Covid-19 akan membuahkan hasil maksimal.
Menurut Pahala, unsur yang sangat penting dari falsafah ‘Poda na lima’ yaitu Paias Rohamu (Bersihkan Jiwamu) belum tersosialisasi dengan baik sehingga tidak mendarah daging dalam kehidupan sehari hari.
Apabila unsur yang sangat penting ini dapat diterapkan dan dilaksanakan, tentu sangat mudah untuk menyelesaikan segala permasalahan di tengah – tengah masyarakat utamanya menghadapi wabah Covid-19.
“Semua elemen masyarakat dari setiap profesi jika saling membantu dan tidak saling menyalahkan maka penyebaran Covid-19 dapat segera dicegah,” katanya.
Laporan : napit