TEBiNGTINGGI (MS) – Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol.Agus Adrianto sangat menyesalkan keributan yang dilakukan sekelompok pemuda yang diduga anggota FPI saat berlangsungnya Hari Lahir Nadhlatul Ulama ke -93, Rabu (27/2) di lapangan Merdeka Kota Tebingtinggi.
Kegiatan Harlah NU mendatangkan Gus Muwafiq dan dihadiri ribuan masyarakat.Tidak diketahui secara pasti asal muasal terjadi keributan, kejadiannya menjelang Gus Muwafig akan mengakhiri tausyiah kebangsaan.
Secara mendadak dari kerumunan masa petugas dari Polres Tebingtinggi berupaya melarang seorang pemuda yang mencoba menerobos masuk ke lapangan.
Para petugas berupaya mengamankannya, namun mendapatkan perlawanan bahkan sempat menendang petugas yang berpakaian preman, menurut salah seorang pengunjung yang berdekatan dengan kejadian mengatakan, awalnya polisi hanya memperingati secara baik-baik dan mengajak pelaku untuk keluar lapangan.
Bahkan salah seorang pemuda yang mengenakan kaos 2019 ganti presiden berteriak bubarkan – bubarkan dan berupaya melawan petugas yang ingin mengamankannya.
Akhirnya Kapoldasu langsung turun dari tribun kehormatan langsung menuju lokasi kerumunan masa dan memerintahkan kepada petugas dan Kapolres Tebingtinggi untuk membawa para pembuat onar ke Mapolres.
Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan sangat kecewa dengan tindakan FPI yang merusak suasana Tabligh Akbar.
Umar menyerahkan langsung proses hukum kepada kepolisian, karena hal tersebut mencemarkan nama baik, dan merusak citra agama Islam.
Sampai saat ini mereka yang diamankan. ada 7 orang di Polres Tebingtinggi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan hingga kini belum ada keterangan resmi dari Polres Tebingtinggi terkait dengan kelompok pemuda yang diduga dari anggota FPI Tebingtinggi. (red)