TEBINGTINGGI (MS) – MTQ ke 37 tingkat Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan 5 – 11 September 2020 di Kota Tebingtinggi sepertinya dipaksakan karena saat ini Kota Tebingtinggi berada dalam zona merah penyebaran COVID -19 bahkan nomor 1 di Sumut yang harus diwaspadai.
“Ini menjadi catatan tersendiri dimana kondisi penyebaran COVID -19 di Kota Tebingtinggi semakin mengkhawatirkan dan harua melaksanakan MTQ bulan September.
Data terakhir saja sudah sampai 27 orang yang terkonfirmasi positif VOVID -19 ,” tegas Mhd Fahrizal Nasution dari Aliansi Pemuda/pemudi Kota Tebingtinggi kepada Mimbar Sumut, Minggu (2/8).
Ingat saat pasien pertama di Kota Tebingtinggi Ini diumumkan, gemparnya seperti apa sampai – sampai sekolah diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan.
Semua OPD sibuk merefocusing anggaran,penyemprotan dimana – mana, himbauan hampir setiap hari, spanduk dimana mana,dilarang berkerumun dan sampai razia masker dicanangkan.
Ironisnya, banyak yang menunda pernikahan dengan alasan maklumat Polri.Semua dilakukan agar penyebaran COVID – 19 bisa dihentikan.
“Loh kenapa sekarang dengan kondisi zona merah bisa dilaksanakan kegiatan dalam skala besar, ini tidak masuk akal,” tegas Fahrizal.
Kita berharap Pemko Tebingtinggi maupun Walikota mempertimbangkan dampak secara masifnya.
Tanpa ada kegiatan saja, positif terpapar COVID – 19 di Kota Tebingtinggi saat ini sudah mencapai 27 orang. Apa lagi akan mengumpulkan masa dalam jumlah besar,yang akan dihadiri seluruh kabupaten / kota se – Sumatera Utara. siapa yang akan mengontrol ini semua.
Dengan kondisi ini, yang kita takutkan Kota Tebingtinggi akan jadi spektrum baru penyebaran COVID – 19 di Sumut.
Sehingga melihat kondisi perkembangan dan penanganan COVID -19 di Kota Tebingtinggi, mengapa MTQ ke 37 ini seolah – olah sangat dipaksakan, ada apa sebut Mhd Fahrizal Nasution balik bertanya.
Laporan : napit