TEBINGTINGGI (mimbarsumut.com) – Masyarakat Lingkungan 3 Kel. Bandar Utama, Kecamatan Tebingtinggi Kota, Kota Tebingtinggi merasa keberatan dikatakan resah dan secara tegas mengatakan tidak ada perbuatan asusila di Pustu Ling. 3 Bandar Utama, saat warga melakukan penggerebekan.
“Ini hanya ulah si Hendrik (50) warga yang tinggal di depan Pustu. Dia minta agar Kepling Ling. 3 melakukan penggerebekan saat seorang perempuan inisial HSS (53) mendatangi Pustu yang ditempati seorang ASN inisial BS,” ujar warga kepada mimbatsumut.com, Rabu (26/02/2025).
Menurut warga setempat, antara lain, Sofi, Iro, Robiah Saragih, Aini, Aling, Fika dan Khairi Syahputra secara tegas senada mengatakan tidak warga yang resah saat terjadi penggerebekan di Pustu sebagaimana diberitakan media.
Robiah Saragih mengatakan, kedatangan HSS ke Pustu hanya urusan bisnis dan mengantar makanan kepada BS dan hal itu sudah biasa dilakukan. Kami mengenal betul HSS dan dia sudah biasa datang ke Pustu tersebut.
Dan tidak benar BS selalu membawa perempuan setiap malam ke Pustu. Ini hanya ocehan oknum tertentu yang tidak senang terhadap BS menempati Pustu tersebut, ungkap warga.
Hendrik yang tinggal di depan Pustu mengakui merasa bersalah karena meminta Kepling untuk melakukan penggerebekan saat HHS datang ke Pustu.
“Ini akibat perasaan cemburu dan sentimen karena istrinya akrab dan sering chating dengan BS. Saya mengakui kesalahan dan saat warga mendatangi Pustu tidak ada perbuatan asusila di dalam,” ujarnya.
Hendrik juga mengakui tidak benar BS selalu membawa perempuan malam hari ke Pustu. “Saya mengaku salah dan silaf,” ujarnya.
Sementara BS dan HSS mengakui hubungan mereka hanya sebatas bisnis, tidak ada hubungan spesial. “Saya sudah biasa datang ke Pustu dan itu diketahui warga Ling. 3 Bandar Utama,” ujat HSS.
Dalam kesempatan tersebut, Hendrik minta maaf kepada BS, HSS dan warga setempat.
Laporan : napit
